•••
"Mia, mau nebeng bareng kita enggak?" tawar Yoan ketika mereka berdua sudah berada di area parkiran sekolah, sedangkan Satria mengikut di belakang dua gadis itu.
Sepuluh menit yang lalu, bel sudah berbunyi menandakan waktu belajar mengajar sudah usai dan siswa-siswi diperbolehkan untuk pulang.
"Hmm, gue dijemput sama supir gue, kok. Makasih tawarannya," jawab Mia. Tak lupa dengan senyum manis miliknya.
"Oh, yaudah kalau begitu. Gue sama Satria pulang duluan ya, Mi. Bye," lambai Yoan dan kemudian masuk ke dalam mobil milik Satria.
Setelah percakapan seriusnya dengan Satria di belakang sekolah, cowok itu tampak lebih dingin dan wajahnya sangat datar. Ia seperti menganggap asing orang-orang disekitarnya dan acuh terhadap keadaan.
Mia tersenyum sinis setelah mobil Satria sudah menjauh dan menghilang dari pandangannya. Mia langsung mengambil ponsel keluaran terbaru miliknya dan menelepon seseorang.
"Halo, Pak?"
"Iya, Non?"
"Bapak udah dimana? Saya di dekat parkiran nih,"
"Oke, Non. Sebentar lagi saya sampai."
Mia langsung mematikan ponselnya. Tak lama kemudian, supir yang menjemput Mia pun datang dengan mobil yang tampak mahal. Tak sedikit siswa-siswi memandang dengan kagum termasuk Jona dan ketiga temannya Nana, Jeno, dan Renan yang memang sedari tadi di parkiran dan duduk di motor masing-masing.
"Anjir, mobilnya," ucap Jeno kagum.
"Itu kakak kelas? Kok mukanya asing?" tanya Renan.
"Kayanya sih anak baru. Tapi cantik banget ya?" ucap Nana seperti biasa. Jona, Jeno, dan Renan hanya menggelengkan kepalanya.
"Cantik an Kak Yoan. Tau enggak?" tanya Renan.
"Yoan? Oh, itu kakak kelas yang pingsan kan waktu dihukum?" ujar Nana. Jeno mengangguk lalu melirik ke arah Jona yang tampak diam.
"Kenapa, Jo? Kok tumben diam. Biasanya pecicilan minta ampun," ujar Jeno. Nana dan Renan menoleh.
"Yoan itu... kakak gue, anjing!" umpat Jona tiba-tiba.
"Kalem slur. ANJIR, beneran Jo?" ulang Renan.
Nana dan Jeno menatap tak percaya. "Wah, lo kok enggak bilang-bilang sih?" tanya Nana.
Jona menghela nafas. "Ikut gue, gue bakalan kasih tahu semuanya."
•••
"Satria, kita ke kafe yang baru buka itu, yuk. Pengen makan disitu deh," ujar Yoan. Seperti biasa, kalau hal seperti ini ia akan bersikap manja kepada Satria.
"Dimana? Jangan banyak-banyak tapi," ucap Satria. Yoan mengangguk sambil tersenyum.
"Iyadeh, dekat komplek perumahan. Baru buka Sat jadi gratis, hehehe." ringis Yoan. Satria hanya mengangguk saja.
Sesampai di depan toko eskrim sekaligus kafe yang baru saja buka, Yoan dan Satria disambut oleh pegawai-pegawai yang bekerja di kafe itu. Yoan tampak senang dan mengambil salah satu balon berwarna merah muda sedangkan Satria hanya menunjukkan wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflovers [✓]
Fanfiction[completed] NCT DREAM Ft. Yeri Red Velvet and Jaehyun NCT 127 FANFICTION | Sunflovers Hanya sebuah kisah antara keluarga, persahabatan, dan cinta. Di sini kamu akan menemukan ikatan persaudaraan antara Yoan dan Jona. Fakta yang sebenarnya terjadi an...