7. Teman Baru

94 17 0
                                    

•••

Pulang dari tempat laundry, Yoan menyempatkan dirinya ke sebuah minimarket dekat rumah untuk membeli makanan ringan dan sebuah es krim pelangi. Aneh memang, hari masih pagi dan Yoan sudah makan es krim saja.

Saat ia menuju ke kasir, Yoan merogoh kantong baju tidurnya dan ia tak percaya kalau ia tidak membawa uang sepeserpun. Yoan menatap ke arah mbak kasir yang menunggunya untuk membayar.

"Eumm, maaf Mbak. Saya boleh ngutang gak? Hehehe," ringis Yoan dengan tak enak.

"Mbak sekalian aja nih. Saya yang bayar punya dia."

Yoan menoleh ke sampingnya. Seorang cewek dengan kulit putih dan tinggi yang hampir sama dengannya tersenyum ke arahnya. Yoan sampai memuji cewek di sampingnya itu karena ia sangat cantik dan mau membayar jajanan dan eskrim miliknya.

Setelah membayar, keduanya berjalan beriringan keluar dari minimarket.

"Makasih banyak ya udah bayarin jajanan gue. Lo tinggal dimana? Gue bakal ganti kok uang lo," ujar Yoan.

"Eh, enggak usah. Gue ikhlas kok. Gapapa," jawabnya sambil tersenyum membuat Yoan langsung merasa minder karena senyumnya yang sangat cantik.

"Wah, makasih banyak ya. Btw, nama lo siapa? Kok gue jarang lihat lo di kompleks sini?" tanya Yoan.

"Nama gue Mia. Gue baru pindah semalam ke komplek sini. Rumah nomor dua belas. Kalau lo?" tanya cewek yang bernama Mia itu balik.

"Gue Yoan.  Kebetulan banget dong kalau begitu. Rumah gue nomor delapan. Enggak pala jauh kok. Sekali-kali main ke rumah gue ya? Hehehe,"

"Sip, gue mau balik dulu nih, Yo. See you soon," ujar Mia kemudian melambaikan tangannya ke arah Yoan. Ia langsung berlari menjauh dari minimarket.

"Iya, makasih ya Mia!" teriak Yoan. Ia tersenyum kemudian menenteng plastik berisi makanan ringan dan sebuah es krim di tangan yang lain.
Ia lalu menoleh ke plastik pakaian miliknya yang sudah bersih. Yoan menghela nafas. Bagaimana ia bisa membawa plastik yang lumayan berat itu pulang?

Dengan satu tangan memegang jajanan ringan dan satunya lagi memegang plastik pakaian, Yoan menentengnya dengan berhati-hati.

"Eh, eh, eh. Sini gue bantuin," ujar Satria yang tiba-tiba datang.

"Huh, untung lo datang. Lo pasti datang karena lo takut gue gabisa bawa ini plastik kan?" goda Yoan sambil menaikkan alisnya beberapa kali.

"Gausah kepedean, anying. Gue tadi mau bawain topi karena matahari terik banget," jawab Satria sambil menyentil jidat Yoan. Yoan mencebik dan mengambil topi milik Satria yang sudah lejen itu.

"Iya, gue lupa kalau matahari—ATCHU!"

Yoan pun langsung bersin setelah melihat matahari sedangkan Satria pun hanya bisa geleng-geleng.

"Lo habis ngomong sama siapa tadi?" tanya Satria. Yoan kembali menikmati es krim di tangannya. "Oh, tetangga baru. Cantik banget, Sat. Namanya Mia."

"Mia?" ulang Satria.

"Iya, Mia. Lo kenal?" tanya Yoan.

"Enggak. Udah ah, ayo pulang," ajak Satria dan diangguki oleh Yoan. Keduanya pun berjalan bersama menuju ke rumah.

•••

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang