26. Tulisan Singkat [END]

286 27 3
                                    

Happy Reading!

Find me on:
Instagram: @loeapages

•••

Febrian baru saja menutup pintu mobilnya dan ditangannya terdapat sebuah buket bunga mawar putih. Namun, wajahnya yang tadinya tersenyum langsung berubah setelah melihat sekumpulan orang yang berkumpul di tengah jalan.

Febrian mendekat dan ia bisa melihat darah yang memenuhi jalan raya. Tampak semua orang berteriak histeris dan terkejut. Febrian membelah kumpulan orang-orang yang berkumpul itu dan terkejut ketika melihat dua orang perempuan yang sudah terkapar dengan darah yang menodai pakaian putih mereka.

Bunda Satria berteriak histeris dan menangis. Ia memangku kepala Mama yang sudah tak sadarkan diri itu. Kepalanya berdarah hebat dan menodai seluruh pakaiannya. Di sampingnya seorang gadis yang tak lain ialah Yoan, anak perempuannya.

Febrian menjatuhkan buket mawar putih yang ia pegang lalu berjalan menemui Yoan yang wajah dan tangannya dipenuhi noda darah. Febrian memangku Yoan sambil memeluk gadis itu dengan erat. Matanya berkaca-kaca namun ia terlalu sakit melihat keadaan Yoan seperti ini.

"Yoan, bangun Yoan. Ini gue, gue udah datang."

Sirene ambulans terdengar dan langsung mengevakuasi Mama dan Yoan saat itu juga. Jona membelah kumpulan orang-orang dan melihat Mama dan Yoan yang dibawa masuk ke dalam ambulans. Bunda menangis di dekat Satria. Satria menenangkan Bunda dan beberapa bagian kemejanya terdapat noda darah. Febrian juga sama.

Jona menatap tak percaya. Ia langsung menahan petugas ambulans agar ia bisa melihat Mama dan Yoan yang ditabrak oleh truk yang lewat. Ia menahan emosinya. Wajahnya sudah pucat dan tampak urat di lehernya. Satria berusaha menahan Jona namun Jona mendorong Satria dan masuk ke dalam ambulans.

Ambulans pun pergi meninggalkan kawasan itu. Beberapa orang mulai meninggalkan jalan dan kembali ke tempatnya masing-masing. Febrian sudah tampak lusuh dengan kemeja yang dipenuhi noda darah.

Sesampai di rumah sakit, Yoan dan Mama dibawa dengan cepat. Para petugas kesehatan langsung bersiap dengan alat dan ruangan mereka. Sementara itu, Jona harus menunggu diluar ruangan sambil berdoa. Ia menangis merasa bersalah melihat keadaan Yoan dan Mama saat ini. Jona melipat tangannya. Badannya bergetar ketika ia mengingat semuanya. Kejadiannya terlalu cepat membuat Jona langsung ketakutan.

Jona duduk di sebuah kursi panjang yang ada di depan ruangan tempat Yoan dan Mama sedang melakukan pemeriksaan. Setelah beberapa saat, datanglah Satria, Bunda dan Febrian saat itu juga. Bunda dibantu Satria untuk duduk di kursi. Bunda merasa lemas setelah kejadian beberapa saat lalu.

Febrian berdiri di depan ruangan sambil mengintip meskipun ia hanya mendapat celah yang sempit. Satria mengusap rambutnya kasar. Ia juga sama terkejutnya dengan Jona, Bunda, dan Febrian. Seharusnya ia bisa menahan Yoan dan Mama tadi untuk tidak menyebrang dengan cepat.

Satu jam kemudian, dokter keluar bersama suster. Mereka memakai pakaian serba biru dan masker yang menutupi sebagian wajah.

"Keluarga Ibu Fina dan Yoan?" tanya Dokter itu memastikan.

Jona, Bunda, dan Satria langsung menunjuk diri. "Kami Dok. Gimana keadaan mereka sekarang?" tanya Bunda. Jona, Satria, dan Febrian menunggu penjelasan Dokter.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang