16. Martabak Cokelat Keju

88 16 0
                                    

•••

"Loh, Yo? Itu tangan kamu kenapa?" tanya Febrian sambil meletakkan sendok ke piringnya dan meraih tangan Yoan.

"Hoho, enggak papa kok Kak. Cuma kesayat pisau aja," jawab Yoan.

Mama dan Papa yang menyaksikan dua remaja itu hanya senyum-senyum sendiri dan menikmati makan malam mereka.

Setelah makan malam dan berbincang-bincang santai, Yoan pamit untuk pulang ke rumah. Febrian yang akan mengantarkan pacarnya itu ke rumahnya dengan selamat.

"Ma, Pa, Yoan pulang dulu ya. Terimakasih banyak buat makan malamnya," ujar Yoan sambil bersalaman dengan Mama dan Papa Febrian.

"Sama-sama sayang, padahal Mama pengen kamu tinggal disini dulu malam ini tapi enggak apa-apa. Lain kali, datang ya ke rumah. Kita bikin kue yang enak," ujar Mama Febrian.

Yoan terkekeh kecil. "Oke, Ma."

"Febrian anter menantu Papa sampai dengan selamat ya ke rumahnya. Sekalian beliin martabak. Biasanya anak perempuan suka sama martabak. Yoan suka kan?" tanya Papa.

Yoan mengangguk antusias. "Suka banget, Pa."

Febrian langsung mengacak rambut Yoan gemas. "Iya Pa, nanti Febrian beliin sekalian sama Bapak yang jualan juga."

"Eh, kamu ini. Mama juga mau dibawain martabak ya, Feb. Kalian hati-hati ya. Jangan ngebut-ngebut." pesan Mama.

Yoan dan Febrian berpamitan kepada Papa dan Mama. Setelah itu, keduanya masuk ke dalam mobil. Febrian menghidupkan mobilnya kemudian membelikan martabak dan mengantar Yoan ke rumahnya dengan sehat dan selamat.

Dua puluh menit kemudian...

Febrian mengehentikan mobilnya dan Yoan pun turun dari mobil dengan membawa plastik berisi martabak rasa cokelat dan keju kesukaannya. Tadi, dia dan Febrian menyempatkan diri untuk membeli martabak di pinggir jalan.

"Kak, makasih ya buat semuanya. Yoan senang banget," ujar Yoan ketika Febrian berjalan ke arahnya.

"Iya, sama-sama. Buruan masuk gih, dingin banget diluar."

Yoan mengangguk. Tiba-tiba, Febrian memeluknya dengan hangat membuat Yoan tersenyum simpul.

"Besok gue jemput ya," ujar Febrian.

"Oke sip!" jawab Yoan sambil mengacungkan jempolnya.

Febrian tersenyum dan mengusap rambut Yoan. Ia menyuruh Yoan masuk dan menunggu gadis itu hingga ia menutup pintu rumahnya. Setelah itu, Febrian masuk ke dalam mobilnya dan melenggang pergi dari kawasan rumah Yoan.

Setelah melihat Febrian sudah pergi dari jendela, Yoan berseru kegirangan. Wajahnya terasa hangat dan ia merasa sangat bahagia hari ini. Mood nya menjadi bagus dan ia tidak bisa mengungkapkan perasaan nya sekarang.

"Kak Yo, ngapain disana? Baru pulang?" tanya Jona ketika ia baru saja mandi dan keramas. Handuknya ia gunakan untuk mengelap rambutnya yang basah.

"Akhhh, Jona!!" teriak Yoan. Ia melemparkan tasnya ke sofa dan langsung memeluk Jona dengan erat. Tangan kanannya masih memegang sekotak martabak pemberian Febrian.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang