2. Sindrom Aneh

167 25 7
                                    

•••

"Kak Yo!" teriak Jona dari balik dinding sambil melihat Yoan sibuk dengan masakannya di dapur.

"Apaan?" balas Yoan lagi.

"Baju basket Jona mana? Besok gue ada eskul. Di lemari gada soalnya. Cariin dong," pinta Jona yang berlari kecil dan berdiri di belakang Yoan yang sedang memasak.

Yoan sedang memasak udang sambal untuk makan malam mereka berdua. Namun, Jona malah datang menganggunya. Yoan pun memberikan sendok panas yang ia gunakan untuk memasak ke arah Jona membuat adiknya itu terkejut.

"Eh, astaghfirullah Kak Yo! Sadar, itu sendoknya panas!" seru Jona ketakutan. Ia langsung lari terbirit-birit dan kembali berdiri di balik dinding.

"Makanya jangan ganggu gue lagi masak. Lagian sih, kenapa tanya baju lo ke gue? Kan lo bagian nyetrika baju. Cari coba di keranjang dekat kamar," ujar Yoan dengan kesal.

"Iye-iye, jangan galak-galak dong. Nanti Bang Febrian enggak mau sama lo. Ble!" ejek Jona kemudian lari ke lantai dua menuju ke kamarnya. Ia hanya takut Yoan akan mengejarnya dan menendang pintu kamarnya sampai rusak seperti tahun lalu.

"Ish, sabar Yoan. Sabar Yoan." Yoan mengusap dadanya dan mulai kembali fokus dengan masakannya.

Setelah masak, Yoan menaruh udang sambal buatannya itu ke piring dan menyajikannya ke meja. Ia lalu menaiki tangga menuju ke kamarnya yang berada di samping kamar Jona. Yoan ingin sekali mandi dan membersihkan diri.

Sebelum masuk ke kamar, Yoan mundur dua langkah dan mengetuk pintu kamar Jona.
"He, Jona! Mandi lu sana. Habis itu makan. Udah gue siapin di meja makan."

"Iye, Kak Yo!" teriak Jona dari dalam kamar. Yoan pun masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Di kamar Jona, cowok berkulit tan itu sibuk dengan game di ponselnya. Namun, sepuluh nenit kemudian, ketika ia sedang serius bermain, ia malah mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

Jona berdecak kesal lalu mengangkat telepon itu. "Halo."

"Eh, Jona. Kenapa suara kamu kaya orang kesal gitu?"

Jona terkejut lalu melihat lagi nomor telepon asing yang meneleponnya itu. "Ini Dokter Fino kan?" tanyanya.

"Iya, Jona. Saya pakai ponsel istri saya ini."

"Oh, Jona pikir siapa tadi. Ada apa, Dok?"

Yoan baru saja selesai mandi dan keramas. Ia langsung masuk ke kamar Jona setelah mendengar pembicaraan Jona di telepon sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Siapa Jo? tanya Yoan.

"Dokter Fino. Oh, kenapa Dok?" ujar Jona.

Yoan duduk di samping adiknya itu. Lalu, mendekatkan telinganya ke ponsel Jona.

"Apa kamu dan Yoan sering bersin beberapa hari ini?"

Jona menoleh ke Yoan sedangkan Yoan menunjukkan wajah bingung. "Kalau Jona masih sering, Dok. Kalau Kak Yoan keseringan bersin deh," jawab Jona. Yoan hanya diam menyimak.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang