3. Nana, Jeno, dan Renan

133 21 3
                                    

•••

"Hoamm,"

Yoan bangun terlalu cepat dari biasanya sekitar jam setengah lima. Ia pun langsung bangkit dari tidurnya dan berdoa sebentar. Setelah berdoa, Yoan langsung menjalankan tugas hariannya seperti menyapu rumah dan memasak sarapan untuk dirinya, Jona, ditambah dengan Satria.

Seusai menyapu, Yoan memakai celemek untuk memasak nasi goreng ayam sebagai menu sarapan. Lima belas menit adalah waktu yang digunakan Yoan untuk memasak.

Pekerjaan rumah itu sudah lama dilakukan oleh Yoan sejak dirinya dan Jona ditinggalkan oleh sosok Ayah yang sangat penting bagi keduanya. Kini, Jona dan Yoan hanya memiliki seorang Ibu yang teramat sibuk dengan pekerjaan. Ibu Yoan dan Jona bekerja di China dan sekali setahun bisa datang ke Indonesia, mengunjungi mereka berdua.
Sebagai seorang kakak, Yoan hanya bisa memaklumi hal itu. Uang bulanan selalu masuk ke rekening Yoan namun ia dan Jona memakainya dengan baik dan hemat.

Sehabis menyajikan nasi goreng buatannya ke meja makan, Yoan naik ke atas dan membuka perlahan kamar milik Jona. Dilihatnya adiknya itu masih tertidur pulas dengan posisi memeluk Satria.

Yoan bergidik dan masuk ke dalam untuk membangunkan keduanya. "Satria, Jona, bangun cepetan. Udah jam setengah enam nih," ujar Yoan sambil menggoyang-goyangkan badan Jona dan menyentil jidat Satria.

Drrttt.....drrtttt......

Yoan menoleh ke arah ponsel hitam milik Jona di atas meja kecil di samping tempat tidur. Ia membuka ponsel itu dengan sidik jari miliknya dan terbuka!

"Ha? Apaan nih?" gumam Yoan.

Gadis itu melihat sebuah grup chat berisi sekumpulan anak laki-laki yang ia tahu merupakan anggota komunitas yang terkenal di sekolah. Komunitas geng motor yang amat terkenal hingga ke sekolah-sekolah lain.

Yoan menutup mulutnya ketika ia hampir teriak setelah melihat nama Febrian yang juga masuk ke dalam grup chat itu. Yoan tidak menyangka Jona dan Febrian bisa masuk ke komunitas yang sangat ia takuti itu.

"Kak Yo, beliin Jona sate juga," ujar Jona meracau di tidurnya. Yoan langsung buru-buru meletakkan ponsel Jona kembali ke tempatnya.

"He! Bangun dong, kalian mandi gih. Gue udah bikin nasi goreng dibawah. Jona! Satria!"

Setelah membangunkan keduanya, Yoan kembali ke kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya itu. Di dekat pintu, Yoan masih memikirkan bagaimana bisa Jona dan Febrian bisa masuk ke komunitas geng motor itu?

Yoan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan diri disana. Sementara itu, Jona dan Satria juga sudah bangun dari tidurnya. Jona berdoa diikuti oleh Satria.

"Bang Sat-"

"Ck, jangan panggil gue bangsat. Panggil Satria aja," potong Satria dengan kesal.

"Iyaiya. Lo mandi di bawah atau di kamar mandi sini?" tanya Jona.

"Bawah aja. Buruan lo mandi sana," ujar Satria. Jona mengiyakan sambil menguap. Ia masih terasa mengantuk.

Pukul enam tepat...

Yoan berada di hadapan dua cowok yang katanya sangat tampan di sekolah. Jona lahap menikmati nasi goreng buatan Yoan di piringnya sedangkan Satria menikmati sarapannya dengan memakai ponsel yang ia gunakan di tangan kirinya.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang