11. Untung Ada Nina

92 20 0
                                    

•••

"Satria, jangan-jangan semua orang udah tahu ya kalau gue sama Jona saudara?" ujar Yoan dengan takut. Ia berlindung di belakang punggung Satria.

Satria menarik tangan Yoan. "Jangan takut, Yo. Gue di samping lo kok," ujar Satria menenangkan gadis di sampingnya itu. Yoan mengangguk dan berjalan berdampingan lagi bersama Satria.

Sampai di kelas keduanya, semua siswa-siswi memperhatikan ke arah Yoan membuat Yoan risih. Ia langsung cepat-cepat duduk di bangkunya dan menutup diri dari tatapan seram teman-teman sekelasnya.

"Satria!" teriak anak-anak basket yang berlari ke kelasnya.

"Dipanggil pelatih mau latihan basket di lapangan. Lo bawa baju kan?" tanya Fino, salah satu anggota tim basket sekolah.

"Iya. Yo, gue pergi latihan dulu. Kalau ada apa-apa panggil gue ya," ujar Satria sambil mengambil baju basketnya dari dalam tas.

Yoan mengangguk lalu tiba-tiba melirik ke arah pergelangan tangan Satria yang terdapat bekas luka. Yoan memegang tangan Satria namun Satria duluan pergi meninggalkan kelas untuk latihan basket.

'Tangan Satria kenapa ya?' batin Yoan.

Bel sudah berbunyi menandakan waktu belajar mengajar akan segera dimulai. Hari ini Yoan duduk sendirian karena Satria latihan basket di lapangan. Sebentar lagi sahabatnya itu akan mengikuti pertandingan basket di sekolah lain.

Lagi dan lagi. Guru yang akan masuk ke kelas Yoan tidak hadir dengan alasan urusan keluarga. Teman-teman sekelasnya dan Yoan turut senang karena mereka mendapatkan lagi freeclass.

"Yoan?"

Yoan yang sedari tadi meletakkan kepalanya di atas meja menoleh ke samping kanannya dan melihat seorang siswi berparas cantik tersenyum ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Yoan.

"Lo dipanggil Pak Surya ke ruang BK. Udah ditungguin tuh disana," ujar siswi cantik itu. Ia menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.

Yoan beranjak pergi dan mengikuti dari belakang siswi cantik yang ada di depannya. Namun, setelah agak jauh, ia menjadi bingung kenapa ia berjalan ke arah yang bukan menuju ruang BK.

"Eh, kita mau kemana?" tanya Yoan.

Siswi cantik itu menghentikan langkahnya. Tiba-tiba, ia menatap sinis ke arah Yoan lalu menjentikkan jarinya. Setelah ia melakukan itu, muncullah dua siswi lagi entah darimana yang Yoan yakini adalah teman siswi itu.

"Halo, Jona's sister. Kenalin gue Marina, calon pacar Jona."

'Calon, calon apa lo anying?'  batin Yoan.

Yoan mundur beberapa langkah. "Kalian mau apa? Jangan sakitin gue," ujar Yoan. Marina tertawa dan mendorong bahu Yoan beberapa kali.

"Kenapa lo bisa sembunyiin fakta sih, kalau lo itu Kakaknya Jona? Apa memang lo kakaknya atau lo diadopsi sama keluarganya Jona?"

Yoan berusaha kabur namun ditahan oleh Marina dan kedua temannya. Yoan memberontak namun mulutnya ditutup oleh Marina dengan lakban berwarna hitam dan teman-temannya Marina tidak lupa untuk mengikat tangannya.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang