10. Fakta yang Sebenarnya

101 20 3
                                    

•••

"Kalian udah makan malam?" tanya Yoan ketika ketiga teman Jona duduk dengan rapi di sofa ruang tamu. Mereka habis mandi air dingin di kamar Jona dan di kamar mandi yang ada di dekat dapur.

"Belum, Kak. Sebenarnya kami mau nginep di sini cuma enggak dibolehin Jona," ujar Renan.

"Kak Yoan, udah punya pacar belum? Kenalin, gue Nakula, Kak. Biasa dipanggil Nana," ujar Nana tiba-tiba. Jeno dan Renan hanya menghela nafas.

"Lo Bang Satria? Kok lo bisa disini? Jangan-jangan lo juga nginep disini?" tanya Jeno dan diangguki oleh Satria.

"Emang dia nginap disini," balas Jona membuat Nana, Jeno, dan Renan terkejut.

"Oh iya, kalian berdua tadi di kafe baru kan dekat komplek?" tanya Jona ke arah Yoan dan Satria.

Yoan menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Sama Satria? Kok lo tahu?" tanya Yoan.

"Dari Instagram Kak Yo. Kakak kan ngepost tadi," jawab Renan. Yoan mengangguk paham.

"Anjir, kenapa gak ngajak-ngajak, sih?" tanya Jona kesal.

"Iya, itu salah lo. Siapa suruh berkeliaran kemana-mana," balas Satria tak kalah kesal.

"HUSHHH, yaudah kita makan malam dulu, yuk. Gue tadi udah masak banyak makan malam." Yoan mengajak para teman-temannya Jona untuk makan malam.

Nana, Jeno, dan Renan bersorak kegirangan. Jona mengikuti ketiga temannya sedangkan Satria dan Yoan dibelakang.

Makan malam mereka pun berlangsung dengan baik meskipun ketiga temannya Jona ribut dan heboh karena menyantap masakan Yoan yang begitu enak.

•••

"Makasih ya Kak Yoan buat makan malamnya. Sumpah, enak banget, Kak. Gue gak boong," ujar Nana.

"Iya Kak. Kapan-kapan kami datang ke sini lagi ya. Hehehe," ringis Jeno sampai matanya menunjukkan eye-smile.

"Iya, kalian hati-hati di jalan ya. Bawa motornya jangan ngebut-ngebut," pesan Yoan seperti seorang Ibu yang sedang menasehati anak-anaknya.

"Siap, Teh. Tapi kami sering nge—"

"Iya, Kak Yoan. Kami balik dulu ya," potong Renan sambil menutup mulut Nana yang sangat berisik. Jeno dan Renan menarik tangan Nana sampai menaiki motornya masing-masing. Mereka lalu melenggang pergi.

Satria dan Yoan masuk ke dalam rumah. Jona mengikuti dari belakang. Tiba-tiba, kepalanya dijambak oleh Yoan dengan kencang. Satria sampai geleng-geleng kepala.

"JONA! LO KASIH TAHU SEMUANYA SAMA TEMAN-TEMAN LO?!" teriak Yoan kesal dan marah. Ia menarik tangannya dari rambut lebat Jona dan menatap sinis ke arah adiknya itu.

"Ampun, Kak Yo. Soalnya Jona enggak tahan kalau mereka sering bicarain Kak Yoan."

"Bicarain gimana? Mereka bicarain apa tentang Yoan?" tanya Satria.

"Bukan gitu maksud gue, Bang. Gue enggak tahan lagi untuk nutupi fakta kalau Kak Yoan kakak gue. Selama ini, kenapa harus gue tutupin coba?"

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang