14. Satria Pindah

94 17 0
                                    

•••

"Berita penting apa?"

Setelah melihat ketua kelas mereka berdiri di depan kelas, beberapa teman sekelas Yoan kembali ke meja masing-masing setelah mengerubungi mejanya.

Yoan juga merasa sangat penasaran sampai ketua kelas mereka ngos-ngosan akibat berlari.
"Jadi, Satria bakalan pindah sekolah ke luar negeri!"

Yoan melotot kemudian berdiri karena terkejut. Teman-teman sekelasnya memperhatikan gadis itu. Pasti gadis itu sangat syok karena Satria adalah sahabatnya sejak lama.

"Sekarang Satria dimana?" tanya Yoan dengan mata berkaca-kaca. Ia menemui Ifan, si ketua kelas ke depan dan meminta jawaban atas pertanyaaanya tadi.

"Kak Yo."

Sesampai di depan, ia melihat ke arah pintu ruang kelas ada adiknya, Jona yang sudah berdiri di pintu. Di punggungnya sudah ada tasnya yang bertengger. Tanpa pikir panjang, Yoan mengambil tasnya juga dan keluar dari ruang kelas.

Tujuannya saat ini ialah ingin bertemu dengan Satria yang tiba-tiba pindah ke kampung halamannya, di Kanada.

Di bandara...

Yoan dan Jona sampai di bandara dengan menaiki motor milik adiknya itu. Sesampai di bandara, Yoan masuk terlebih dahulu sedangkan Jona memarkirkan motornya.

Dengan memakai topi untuk melindungi dirinya dari matahari dan cahaya terang, Yoan menerobos kerumunan orang-orang yang berlalu lalang di bandara. Akhirnya, setelah lama mencari Satria, Yoan menemukan seorang cowok dengan pakaian serba hitam sedang duduk sambil bermain ponsel. Yoan tahu itu adalah Satria.

 Yoan tahu itu adalah Satria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SATRIA!" teriak Yoan.

Satria terkejut mendengar Yoan yang datang berlari dan memeluknya secara tiba-tiba. Satria sampai tak percaya bahwa itu Yoan. Bagaimana bisa Yoan tahu kalau ia akan pergi?

"Yo, kok lo bisa disini? Lo naik apa?" tanya Satria.

Yoan tidak menjawab dan malah memeluk Satria lebih erat. Gadis itu menangis di pelukan Satria.

"Yoan?" panggil Satria.

"Kenapa? K-kenapa lo enggak b-bilang kalau mau p-pergi, Satria? K-kok lo jahat banget sih?" tanya Yoan dengan suara paraunya. Satria menghela nafas berat. Ia tidak tega melihat Yoan menangis seperti ini.

"Maafin gue ya, Yo. Gue enggak bilang-bilang ke lo kalau gue mau pulang ke Kanada. Gue juga terkejut dengarnya sejak Bunda balik hari itu. Jangan nangis, dong."

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang