•••
"Jo, gimana penampilan gue? Cantik gak?" tanya Yoan kepada adiknya yang sedang bersantai di sofa ruang tamu.
Jona menatap kakaknya itu dari atas sampai ke bawah. Yah, Jona mengakui kakaknya itu sangat cantik. Udah baik, cantik lagi, batin Jona.
"Eh, gue tanya kok malah diem? Aneh ya?" tanya Yoan.
"Enggak, Kak. Lo cantik banget."
"Serius? Boong kan lo?" tanya Yoan.
"Astaga, serius gue. Kalau serius dibilang boong, kalau boong dibilang main-main. Gimana sih?"
"Hehehe, iyadeh. Thankyou, adekku yang manis."
Sebelum Yoan pergi, ia berpesan lagi kepada Jona. "Jaga rumah ya, jangan keluar-keluar. Kalau mau keluar, inget kunci pintu."
Jona mengangguk dengan terpaksa. Padahal, ia juga ingin berdiam di rumah untuk tidur dan bermain game. Sehabis pulang sekolah, Jona langsung pulang ke rumah karena ia kecapekan.
"Iye, Kak. Ampun deh, udah sana pergi. Oh iya, topi lo jangan lupa." pesan Jona sambil memberikan topi hitam milik Satria yang sekarang sudah menjadi topi Yoan.
"Iya. Eh, bentar. Ini jam berapa sih? Kak Febrian jemput gue katanya jam tiga." ujar Yoan.
"Jam tiga kurang lima menit. Udah, tunggu di teras aja. Gue mau nutup pintu."
Jona mendorong Yoan sampai ke luar dan ternyata di luar sudah ada mobil Febrian. Cowok itu keluar dari mobil dan tersenyum menyapa kakak beradik itu.
"Bang, ini kakak gue. Bawa aja pergi, gausah anter ke rumah lagi. Bye~"
Jona menutup pintu rumah dan menguncinya dari dalam sedangkan Yoan merasa sangat malu sekarang. Ia tertawa kecil seperti orang bodoh. Lalu mengumpat nama Jona di dalam hati.
"Yuk, kita pergi." ajak Febrian sambil mengambil tangan Yoan membuat Yoan terkejut dan ia merasakan pipinya menghangat. Ia tak menyangka kalau Febrian akan menggenggam tangannya seperti ini.
•••
"Yo, gue mau bawa lo ke orang tua gue."
"Hah?" ulang Yoan. Ia bingung dan tiba-tiba merasa gugup ketika Febrian membawanya ke depan rumah milik Febrian. Rumah itu sangat besar dan mewah. Yoan yang hanya memakai kaus dan celana jeans biasa merasa minder.
"Jangan takut. Gue udah sering ceritain lo ke mereka. Mereka baik dan pengen liat lo. Ayo," ajak Febrian. Yoan tidak bisa menolak ketika Febrian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Saat masuk ke dalam rumah Febrian, Yoan merasa kagum dengan isi di dalamnya. Sangat mewah dan berkelas. Ia merasa kagum dan mengeluarkan suara lucu membuat Febrian tertawa kecil karena merasa gemas.
"Ma, Pa. Ini Yoan, calon pacar Febrian."
Yoan membulatkan matanya. Di depannya ada sepasang suami istri yang tersenyum dengan hangat ke arahnya. Jantungnya berdegup kencang ketika Mama Febrian memeluk dirinya.
"Oh, jadi ini yang namanya Yoan. Kamu cantik sekali," puji Mama Febrian sambil mengelus rambut Yoan.
"Kamu ini gimana sih? Kok calon pacar? Nikahin aja langsung," ujar Papa spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflovers [✓]
Fanfiction[completed] NCT DREAM Ft. Yeri Red Velvet and Jaehyun NCT 127 FANFICTION | Sunflovers Hanya sebuah kisah antara keluarga, persahabatan, dan cinta. Di sini kamu akan menemukan ikatan persaudaraan antara Yoan dan Jona. Fakta yang sebenarnya terjadi an...