17. Coklat untuk Nina

84 16 0
                                    

Happy Reading!

Find me on:
Instagram: @loeapages

•••

Di sekolah, berita tentang Febrian yang resmi berpacaran dengan Yoan sudah tersebar luas. Tak sedikit siswa-siswi merasa senang ataupun mendukung hubungan keduanya tapi ada juga yang merasa potek.

Febrian mengajak Yoan untuk masuk ke dalam ruangan OSIS. Di dalam sana, Febrian memberikan beberapa buku untuk Yoan yang membuat Yoan bingung.

"Kak, kenapa Yoan dikasih buku? Ini buku apaan?"

Febrian membalasnya sambil tersenyum hangat. "Ini bukan buku biasa. Ini novel punya Tere Liye yang gue simpen di loker gue. Siapa tahu aja lo mau baca, soalnya gue udah selesai bacanya."

Mata Yoan membulat. "Benarkah? Sebanyak ini? Biar Yoan aja yang baca kalau gitu."

"Yaudah, bawa aja. Sini gue bantuin,"

Keduanya keluar sambil membawa buku-buku novel Tere Liye, salah satu penulis kesukaan Yoan. Ia tak menyangka kalau Febrian juga menyukai Tere Liye dan memiliki beberapa bukunya.

Sesampai di kelas, tampak Jona duduk di samping kursi Yoan. Dulunya kursi itu diisi oleh Satria namun kursi itu kosong tak berpenghuni. Jona yang melihat kakaknya datang dengan Febrian langsung tersenyum sinis.

"Eh, ada pasangan baru. PJ dong, PJ!" teriak Jona.

Teman-teman sekelas Yoan juga bersorak kegirangan mendengar kabar kalau Yoan sudah berpacaran dengan ketua OSIS mereka yang selama ini selalu dikejar Yoan. Akhirnya, penantian gadis itu terbalaskan.

Yoan meletakkan buku-buku yang ia pegang ke atas mejanya. Begitu juga dengan Febrian.

"Sst, apaan sih, Jo? Lo ngapain di kelas gue?" tanya Yoan sambil menjewer telinga Jona.

"Aduh, bisa enggak sih jangan main fisik. Bang, lihat noh pacar lo, galak bener. Emang lo mau sama yang kayak gini?" tanya Jona.

"Maulah, gue nikahin juga entar kakak lo."

Seruan dan sorakan dari teman-teman sekelas Yoan membuat gadis itu malu. Wajahnya memerah sedangkan Jona sudah tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan.

"Kak Yo, uang jajan Jona udah habis. Tolong diisiin dong," mohon Jona sambil menggabungkan kedua tangannya.

"Hmm, emang ini tanggal berapa sih?" tanya Yoam sekaligus menghindari percakapan sebelumnya yang membuat ia malu.

"Tanggal lima, Kak. Jangan lupa ya."

Yoan meraih ponselnya dan melihat tanggal. Bener saja, ini sudah awal bulan. Jona belum mendapatkan uang jajan sama sekali.

"Iyaiya, balik gih ke kelas lo." suruh Yoan tapi Jona menggeleng seperti anak kecil.

"Gue juga mau balik ke ruang OSIS, ada rapat nanti. Yo, nanti pulang sekolah tunggu di lobi aja. Jangan lupa pakai topi," ujar Febrian sambil mengusap rambut Yoan.

"Iya, Kak."

"Gue duluan ya, Jo." Jona mengacungkan jempolnya.

Sunflovers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang