#16 Menemui Cakra

11K 621 48
                                    

"Neyla itu anak kandung keluarga Pradipta! " Teriak Neyla sambil menangis

"DIAM! " Bentakan Devano. Ini adalah bentakan pertama yang Neyla dapatkan selama ia hidup. Neyla semakin menangis.

"Papa sama mama mau ngomongin apa sama kami? " Tanya Adella

Saat itu juga ada asisten pribadi Adrian datang membawa setumpuk berkas berkas. Asisten pribadi itu meletakkan di meja depan mereka.

Adella langsung mengambil berkas paling atas dan langsung jatuh terduduk ke lantai. Ia memegangi lututnya sendiri. Ia menangis dengan berkas itu yang masih di genggamannya.

Athala yang melihat Adella seperti itu pun langsung bertanya "Kamu gak apa apa?? Ada apa?? " Tanya Athala

"I-ini" Ucap Adella dengan terisak.

Terkejut itulah hal pertama yang Athala rasakan saat melihat foto anak di sebuah berkas. Athala berharap ini semua tak ada hubungannya dengan gadis di foto aku. Ia sangat berharap.

Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika benar gadis di foto itu benar anaknya. Ia membuka lembar itu dan.... Terpampang tulisan bahwa gadis di foto itu merupakah darah dagingnya.

"Gak! Ini gak mungkinnkan! " Teriak Athala melihat ke arah Adrian

"Ini kenyataan nya. Papa curiga saat datang ke rumah kalian anak itu mirip denganmu jadi papa putusin untuk melakukan tes dna dengan dirimu. Anak itu anakmu tapi papa kira anak itu anakmu denganw anita lain" Ucap Adrian

"Gak pa! Gak! Dia bukan anak aku kan! Aku gak bisa pa! Aku gak bisa! " Teriak Athala air mata nya mulai turun.

Devano yang melihat itu segera merebut paksa kertas di tangan Athala. Ia membawa itu untuk melihat bersamaa adik adiknya itu.

Terkejut dan sakit yang mereka rasakan. Bagaimana tidak, mereka ingat gadis itu. Gadis yang mereka pukuli, yang mereka tampar, yang mereka siksa, yang mereka bentak, yang mereka usir.

"GAK!! KALIAN SEMUA BOHONG!! AKU GAK AKAN MAAFIN DIRI AKU SENDIRI KALO DOA BENERAN ADIK AKU!! " Teriak Devano.

"KALIAN!! KALIAN YANG GAK AKAN AKU MAAFIN!! KALIAN SIKSA ANAK AKU!! KALIAN JAHAT!! KALIAN USIR ANAK AKU!! " Teriak Adella pada mereka semua. Dan tak lama Adella pingsan

.
.
.

Keadaan Alea semakin menurun. Cakra tidak berfokus untuk menyelamatkan Alea malah berfokus agar Alea mati secara perlahan.

Sungguu naas nasib gadis itu. Di umur 10 tahun ia harus merasakan kerasnya dunia dimana seharusnya ia bermain dengan anak sebaya nya.

.
.
.

Adella telah terbangun dari pingsannya. Sedari tadi ia hanya menangis memikirkan putrinya. Mereka lebih memilih anak orang lain daripada putri kandung mereka.

Sedari tadi Devano dan Rashya tak menunjukan diri. Sedangkan Daniel telrihat benar benar frustasi. Miguel hanya diam memandang kosong ke depan menatap dinding putih rumah sakit.

Athala mencoba menenangkan Adella sedari tadi. Ia salah dan ia tak siap mengatakan keereka semua kalau yang menukar jantung dengan Neyla adalah anaknya sendiri.

"Sayang udah ya kita cari putri kita sekarang" Ucap Athala pelan sangat sendu. Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri karna telah melukai putrinya sendiri.

.
.
.

Kini Devano dan Rashya sudah muncul dengan banyak jika di tubuhnya. Luka itu seperti luka tonjokan. Mereka saling menonjok satu sama lain. Di tonjok tanpa perlawanan. Mereka sangat sadar mereka salah. Walau Daniel kembaran Devano tapi sifat Devano lebih mirip Rashya.

Devano, Daniel, Rashya, Miguel, Adrian, Athala, dan para bodyguard berada di depan rumah Cakra. Mereka tak tau menau soal keadaan Neyla sekarang. Tadi Neyla sempat pingsan lagi tapi mereka sudah tak peduli.

Apalagi saat tau kalau Neyla anak dari orang yang menukar Neyla dan Alea saat bayi. Putra keluarga Pradipta sudah diajarkan bela diri sejak dini. Jadi walau mereka masih remaja jangan diragukan lagi kemampuannya.

Mereka masuk ke rumah itu. Cakra menyambut mereka dengan senyuman. Mereka disuruh duduk di sofa ruangan itu. Mereka tak boleh gegabah saat ini.

"DIMANA PUTRIKU!! " Teriak Athala

"Hahahah bukannya putrimu ada bersamamu?? " Ucap Cakra

"KAU!? " Teriak Athala hendak menonjok Cakra, Devano yang melihat itu langsung menarik Athala untuk duduk kembali. Mereka tak boleh gegabah saat ini.

"Kau yang mebih memilih putri orang lain daripada putrimu sendiri. Bukankah saat di rumah kalian dulu, kalian juga selalu menyiksanya?? " Ucap Cakra.

Setelah itu ia menepuk ke dua tangannya. Tv besar itu langsung menyala memperlihatkan saat saat dimana dulu Alea di siksa oleh mereka.

Saat dimana Alea di cambuk, di tendang, di lempar piring, di tenggelamkan, di bentak, di tampar, di injak, di dorong. Bahkan semua darah yang Alea keluarkan terpampang disana.

Sakit itu yang mereka rasakan saat melihat diri mereka sendiri menyiksa prinses mereka

Putri DitukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang