Sudah sebulan sejak Alea bangun. Hubungannya dengan keluarga Pradipta juga sangat baik. Alea juga mulai nyaman dengan keberadaannya diantara Pradipta. Alea juga sudah mulai beradaptasi dengan keadaannya.
Keadaan Alea mulai membaik. Jadi operasi jantung akan dilakukan hari ini. Sungguh ketakutan besar keluarga Pradipta saat Alea akan melakukan operasi. Tapi mereka juga tak mau mengambil resiko dengan membiarkan jantung Alea semakin memburuk.
"Princess lapar ya?? Makan aja ya" Tanya Rashya. Alea belum makan dari semalam karna pagi ini ia akan melakukan operasi jadi dokter menyuruhnya puasa. Awalnya mereka semua tak setuju tetapi akan menjadi bahaya jika Alea tidak berpuasa
"Gak boleh kakak. Kata doktermya gak boleh, akh gak laper laper banget kok" Ucap Alea meyakinkan
"Princess beneran gak laper??" Tanya Rashya lagi
"Kakak udah nanya hal yang sama berkali kali" Ucap Alea lagi sambil terkekeh kecil. Rashya hanya menghela nafas pelan
.
.
.Sekarang Alea sedang menyalani operasi jantung. Keliarga Pradipta menunggu di depan pintu ruang operasi dengan was was. Takut mengerogoti hati mereka, walau mereka sudah memanggil dokter jantung terbaik dari Amerika tetap saja ada resiko operasi akan gagal.
Devano dan Athala tak berhenti berjalan bolak balik depan pintu ruang operasi. Mereka semua mununggu operasi itu selesai. Perkiraan dolter operasi akan berjalan selama 4-8 jam. Ini sudah 5 jam berlalu.
Tak lama pintu operasi terbuka, terlihat dokter itu keluar. Athala langsung bertanya kepada domter itu "Bagaimana? Bagaimana keadaan putriku? Apa operasi berjalan lancar? " Tanya Athala langsung
"Yaa tuan. Operasi berhasil dan berjalan lancar. Keadaan nona Alea masih dalam kondisi obat bius. Sekitar 3 jam lagi nona akan bangun" Ucap dokter itu yang membuat semuanya menjadi lega.
.
.
.Sekarang mereka berada di ruang rawat Alea. Alea masih dalam pengaruh obaat bius. Mereka menunggu Alea untuk sadar. Tak lama Alea mulai membuka matanya
"Papi" Ucap Alea sewaktu bangun. Athala yang mendengar itu langsung menghampiri Alea dan memeluknya.
"Iya kenapa sayang. Ada yang sakit" Tanya Athala khawatir lalu mencium jidat putrinya itu.
"Dada Alea terasa nyeri papi" Ucap Alea lalu menangis. Semua yang mendengar itu menjadi panik. Mereka lamgsung menekan tombol sebelah brangkar Alea.
Tak lama dokter dan suster pun datang. "Kenapa dada cucu saya terasa nyeri!! Apa kau tak becus menjalankan operasinya!! " Ucap Adrian setengah marah
"Itu hal wajar tuan. Efek obat bius sudah haabis dan nona Alea akan merasakan sakit di dadanya" Ucal dokter itu.
"Apa tidak ada obat untuk mengatasinya? " Tanya Adella
"Kita akan memyuntikan obat pereda sakit di infusnya" Ucap dokter itu. Suster disana langsung menyuntikan obat perada sakit.
Sekitar 15 menit Alea mulai berhenti menangis dalam pangkuan Athala. Saat dilihat ternyata Alea sudah terlelap. Athala tersenyum lega melihat wanah putrinya yang terlelap. Lalu ia memindahkan putrinya dari pangkuannya.
"Maafin papi ya sayang. Seharusnya kau tak perlu merasakan sakit ini" Ucap Athala pelan yang masih bisa didengar oleh lainnya.
"Jangan terus menyalahkan dirimu. Jika mama sama papa memberitahumu mungkin Princess tak akan merasakan semua hal ini" Ucal Zeana murung. Penyesalan selalu ada dalam dirinya. Kenapa ia memiliki pikiran sempit dan memilih melihat cucu perempuannya tersiska. Sungguh oma yang bodoh pikirnya.
"Papi, oma sama opa gak perlu nyalahin diri sendiri. Ini salah kita semua, dan kita harus menebusnya. Walau sampai kapanpun hal yang kita lakukan untuk menebus kesalahkan kita pada Princess gak akan bisa ngobatin luka fisik dan batinnya." Ucap Miguel
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Ditukar
RandomMenceritakan pilu nya hidup seorang gadis. Gadis kecil yang harus menderita. Gadis yang sebenarnya terlahir dari keluarga kaya tapi dengan jahat hatinya ditukar. Gadis yang harus menjadi pelayan di rumah keluarga aslinya dan disiksa oleh orang tua...