#26 Mami Papi

10.1K 589 52
                                    

Sudah dua hari semenjak Alea bangun. Mereka selalu membohongi Alea dengan mengatakan lampunya sedang rusak. Tapi.... Alea bukan anak berusia 4 tahun yang akan percaya hal itu. Ia mulai curiga jika ada sesuatu dengan matanya. Ia ingin bertanya tetapi takut.

Mau bagaimana pun ia harus berterima kasih ke orang orang yang menjaganya ini. Tidak mungkin ia malah melunjak, orang orang ini adalah orang orang berhati baik yaang ingin menolongnya. Itulah isi pikiran Alea.

"Tuan" Ucap Alea. Setelah itu Athala langsung melihat Alea panik takut Alea kenapa napa

"Ada apa sayang? Apa ada yang sakit? " Ucap Athala

"Tidak. Saya hanya mau bertanya" Ucap Alea

Athala mendesah legah. "Bertanya apa hmm" Ucap Athala dengan senyuman tipis

"Apa... Alea gak bisa ngelihat lagi? " Ucap Alea

Deg

Athala yang mendengar itu langsung terdiam. Bagaimana bisa anak itu sangat tenang saat menanyakan hal itu. "Ti-tidak, lampu disini sedang rusak" Ucap Athala cepat

"Tapi saya bukan anak 4 tahun yang bisa percaya hal itu tuan. Mungkin awalnya itu masuk akal tapi ini sudah 2 hari dan saya tak bisa melihat apapun " Ucap Alea dengan tenaang dan sendu

"Dengerin ya sayang. Kamu gak akan kenapa napa, kamu masih bisa ngelihat. Kamu harus percaya itu" Ucap Athala.

"Tapi tidak kenapa napa kok. Mungkin emang sudah jalan tuhan, kita gak bisa ngelawan takdirnya" Ucap Alea dengan tersenyum

Sakit rasanya saat mendengar dan melihat putrinya setegar itu. Apa yang dialami putrinya selama ini hingga bisa setegar itu. Tanpa ia sadar ia meneteskan air matanya. Ingin rasanya ia mengantikan posisi putrinya itu.

Tak lama Adella yang kembali ke rumah untuk mengambil beberapa barang pun sampai. Saat membuka pintu kamar rumah sakit itu ia melihat suaminya menangis tanpa suara. Ia langsung berlari menuju Athala.

"Ada apa Athala? Apa ada masalah?" Tanya Adella panik

Athala mengeleng pelan sambil menunduk. Selama beberapa bulan ini Athala sangat hancu. Ia yang biasanya selalu berwibawa dan tegas menjadi sangat bertolak belakang. Ia sering kali menangis dan terlihat sangat lesu.

"Princess kamu tak apa apa kan? " Tanya Adella pada Alea

"Tidak nyonya saya baik baik saja. Terima kasih mau merawat saya saat saya sakit. Kalian memang orang orang yang sangat baik. Aku harap keluarga kalian selalu diberi kebahagiaan ya" Ucap Alea sambil tersenyum lebar yang membuat hati Athala dan Adella sangat teriris.

"Setelah saya sembuh tolong antarkan saya menemui bunda saya boleh? Saya sangat rindu dia? Saya takut bunda sedih dan panik karna saya pergi bertahun tahun" Ucap Alea

"Iya sayang boleh" Ucap Athala kembali menangis dalam diam

"Apa kami boleh minta tolong? " Ucap Adella

"Minta tolong aoa nyonya? " Tanya Alea

"Tolong panggil kami dengan sebutan mami dan papi bukan nyonya dan tuan" Ucap Adella

"Tapi.. " Belum selesai Alea berbocara, Adella melanjutkan ucapannya

"Kami ingin punya anak perempuan tapi 4 anak kami laki laki. Bunda kamu tak akan marah jika kamu memanggil kami mami papi. Sementata saya, hingga kamu sembuh princess" Ucap Adella dengan penuh harap

"Boleh, aku juga sangat berterima kasih karna mami papi mau merawat saya selama saya sakit" Ucap Alea membuat Athala dan Adella sangat bahagia

Putri DitukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang