22

5.7K 808 84
                                    

" Kalau kalian memang ragu, maka... Apa kalian mau melawan ku ? Dua lawan satu ? Kita selesaikan, sampai salah satu dari kita ada yg mati. "

_____________________________________

Mereka berdua membeku ketika mendengar kata-kata (Y/n), tidak, bukan hanya itu saja. Tatapan tajam yg diberikannya juga membuat mereka merinding.

' Apa... dia serius ? ' Batin Iori menatap horor ke arah (Y/n).

Tak lama, suasana mencekam itu meleleh ketika (Y/n) tertawa.

" Pfft... Hahaha! Muka kalian lucu! Sangat lucu! " Tawanya sambil memegang perutnya.

Iori dan Tooru sontak kaget melihat tingkah (Y/n) yg sangat mengherankan. 

" Jangan bilang kalian percaya dengan kata-kata ku tadi ? " 

" Ti-tidak, hanya saja... Kau... Terlihat serius... " Ucap Tooru sambil megusap pipinya.

" Asuka-san, apa kau serius ingin berduel ? " Tanya Iori. Dengan santainya, (Y/n) mengangguk sambil tersenyum.

" Oi, oi, serius nih ? " Tanya Tooru memastikan. 

" Duarius! " 

Iori dan Tooru bertatapan sebentar untuk memastikan apakah mereka akan melawannya atau tidak. Sampai akhirnya, Iori menghembuskan nafasnya.

" Baiklah, kalau begitu, Tooru yg akan melawan mu. " 

" E-eh ?! Kok aku ?! " Ucap nya tak terima.

" Bukankah, kau tadi juga begitu ! " Iori mengalihkan pandangannya dari Tooru. Tooru pun berdecak kesal karna di acuhkan oleh temannya sendiri.

' Anak sialan ! ' Umpat Tooru.

" Kalau begitu, kalian akan menggunakan pedang kay-"

" Ah, pakai pedang sungguhan saja. " Kata (Y/n) yg memotong ucapan Iori.

" He ? " Beo keduanya. Iori dan Tooru menatap heran ke arah (Y/n).

" Tunggu, tunggu ! Apa ?! Pedang sungguhan ?! " Tooru menatap tak percaya ke arah (Y/n) yg tampak biasa-biasa saja.

" Iya, jangan bilang kalau kau takut, Tooru kun~? " Goda (Y/n).

" Bukan begitu, masalahnya ! Kalau kau terluka bagaimana ?! " Ujar Tooru sambil menunjuk ke arah (Y/n).

" Itu benar, Asuka-san. Kalau hanya latihan saja, kau diharuskan memakai pedang kayu. " Tambah Iori.

" Jaaa... Anggap saja kalau kita sedang bertarung serius. " 

' Ni anak, ngotot amat sih! ' Batin Tooru kewalahan dengan sikap (Y/n).

Lagi-lagi, Iori menghembuskan nafasnya.

" Jangan bilang, kalau kalian khawatir... Tidak, jangan bilang, kalian menganggap ku lemah ? " 

" Bu-bukan begitu! Hanya saja... " Iori tak dapat melanjutkan kata-katanya, sejujurnya apa yg dibilang oleh (Y/n) itu benar. Iori memang khawatir, tapi, mengingat (Y/n) adalah anggota baru, bisa saja ia terluka ketika bertanding dengan Tooru yg sudah lebih berpengalaman.

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang