46

2K 317 46
                                    

" Asuka-san? " 

Manik gadis itu membola kala ia melihat sesosok orang yg familiar dan merupakan sahabat terpentingnya. Rambut hitam yg indah itu, serta sepasang manik hitam bak permata laut. Dia yg dulunya, serta salah satu sahabatnya yg selalu membantu dan membuat dirinya tertawa renyah. 

Orang yg harusnya tidak ia bertemu lagi, karna memori buruk yg ia tanamkan.

" Iori-san? " Lirih (Y/n) hampir tak percaya.

Siapa yg akan menduga bahwa ia akan bertemu dengannya setelah tragedi pilu itu? Matanya tampak berkaca-kaca, menandakan ia merindukan sosoknya. Tentu hanya sebagai seorang sahabat 🗿

" Asuka-san, ini benar-benar kamu kan? " Baru saja ia ingin memegang tangan gadis yg mengambil hampir separuh hatinya, sebuah rentangan tangan dengan balutan haori kotak-kotak, memisahkan jarak antara keduanya, dimana tangan satunya ia dekap dengan erat pada bahu gadis bermanik (E/C) itu.

Manik ruby pemuda itu tak berkedip, hanya menatap lurus tepat ke arahnya. Seolah mengatakan 'jangan mendekat', dan Iori menyadari itu.

Tentu, peristiwa itu adalah hal yg jarang terjadi, bahkan tak pernah terjadi sebelumnya, karna Tanjro merupakan lelaki ramah, nan baik hati yg sehangat mentari dan selembut sutra, ditambah kelapangan hatinya yg seluas langit. Apa perlahan dia berubah menjadi yandere? Hmm, dunno~ 👀

" (Y/n), apa kau kenal dengannya? " Begitu menghadap ke gadis itu, ekspresi wajah Tanjiro berubah 180° menjadi ramah seperti biasanya, jauh beda dari yg tadi. Dan tentu, (Y/n) tidak menyadari hal itu.

" Ahh... Iori-san adalah rekan ku, dulunya. Saat itu aku menyamar sebagai seorang polisi untuk menangkap iblis, saat menjalankan misi dengan Uzui. Iori-san adalah senior yg membantuku waktu itu, aku sangat terbantu. " Terang (Y/n) tanpa kebohongan. Dan Tanjiro mengerti bahwa gadis disebelahnya berkata jujur, hanya dari baunya.

" Tapi ini benar-benar kejutan. Aku tak menyangka bahwa kita akan bertemu lagi, Iori-san. " (Y/n) tersenyum, senang akan kejutan menyenangkan ini. Meski, andaikan 'dia' juga ada, pasti akan lebih menyenangkan dan meriah.

" Soudesune (benar juga), sejujurnya aku juga lumayan merindukan kebersamaan pada waktu itu. " Iori menatapnya sendu, sedangkan (Y/n) tersenyjm pahit.

Lalu, Iori memberanikan diri untuk mendekat, dan tangan kanannya dengan siap ingin memegang pipi tembem gadis itu.

" Asuka-san... Aku-- "

" (Y/n) dan aku sedang sibuk, kami disini untuk bersenang-senang sebentar sebelum pertempuran yg akan datang. Jadi kuharap, kami dapat menghabiskan waktu secara pribadi. " Potong Tanjiro yg kedua kalinya membuat Iori mundur, ia harus menahan tangannya untuk tidak meraih gadis itu.

Tapi perkataan Tanjiro barusan, membuat dahinya berkerut.

" Perang? " Beo nya.

(Y/n) meneguk salivanya, ia tidak ingin agar informasi ini diketahui orang biasa. Dan lagi, ia heran dengan sikap Tanjiro, rasanya ia lebih liar dari biasanya, apa yg terjadi?

" Itu... Tak lama lagi, kami para kisatsutai akan menghadapi perang besar pada oni. " Jawab (Y/n) langsung pada intinya.

Mata Iori melebar.

" Perang besar-besaran?! Pada makhluk gila seperti itu?! (Y/n)-san! Apa tidak apa-apa?! Dan kalau dipikir-pikir, kau pernah bilang kalau oni yg kubunuh pada hari itu masih tergolong lemah, dan oni yg akan kau hadapi lebih kuat, bahkan sangat kuat... Apa benar tidak apa?! " Iori menggemgam tangannya, ia tidak terima pada resiko yg dipikul oleh gadis kecil itu.

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang