28

5.1K 736 424
                                    

Ehehehe dulu sebelum tersegel :v
Jangan Lupa Vote!
_______________________________

" ...Y- "

" ..(Y/n- "

" ..(Y/n)! "

" (Y/n)!!! "

Mata ku langsung terbuka kala aku mendengar suara teriakan (?) yg terus memanggil namaku terus-menerus. 

Tanjiro...

Aku bisa melihat jelas raut wajahnya yg  khawatir.

Ah...

Aku baru menyadari kalau seluruh tubuhku di penuhi dengan keringat. Nafasku tersenggal-senggal. Mataku terasa sangat berat.

Apa yg terjadi ? Apa aku pingsan ? Ah... Sial... Kyojuro-san...

" (Y/n), kau baik-baik saja ? " Tanya tanjiro penuh ke-khawatiran. 

Baik-baik saja ? Setelah mengalami kejadian pahit seperti itu, dan kau bilang baik-baik saja ? Haha... Pertanyaan yg sangat lucu.

" ...Ya... " Jawab ku lemas.

Tentu saja aku terpaksa berbohong. Bagaimana bisa aku bilang perasaan ku yg sesungguhnya ?!

" Fuhh... Syukurlah... Sebaiknya kau cepat bersiap (Y/n). Zenitsu dan Inosuke sudah menunggu di gerbang. " Ujar tanjiro.

Ha ? Eh ? Tunggu dulu... Bersiap-siap ? Apa maksudnya ? Tunggu. Tanjiro kenapa memakai seragamnya ? Bukankah dia terluka ?

" Apa kau tadi bermimpi buruk, (Y/n) ? " Tanyanya lagi.

Aku memegang keningku yg penuh dengan keringat. Kepalaku sedikit pusing. Jadi... Tadi itu mimpi ? Mimpi yg terasa sangat jelas itu ?!

" Eh.. Ya... Iya... " Jawabku ragu-ragu. Tanjiro hanya diam, menatapku dengan tatapan bingung.

" Ah, aku ingin ganti baju dulu. Kau tunggu saja di luar ya ? " Pinta ku. Tanjiro tersenyum, kemudian mengangguk.

" Wakatta, aku akan menunggumu di gerbang ya! "

" Ya. "

Setelah itu, dia pun berlari keluar sembari menutup fusuma. Aku masih terduduk di kasur, memegang kepalaku yg pusing dengan kedua tangan ku. Masih memikirkan semua hal ini.

" Jadi... Tadi itu mimpi ? Semua itu ? Kematian Kyojuro-san cuman mimpi ? Tapi, rasanya... Sangat nyata... "

 Aku bermonolog dengan diriku sendiri. Syok dengan semua ini. Juga bersyukur semua itu hanya mimpi. Aku menyubit lengan ku dengan kuat hingga merah.

" Sakit. "

Berarti semua ini nyata... Tak terasa, air mataku mulai berjatuhan. Aku meremas bajuku.

" Syukurlah... Syukurlah... " Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat bersyukur... Mungkin tadi itu hanya bentuk kegelisahan ku saja. Pokoknya, kali ini aku tak boleh gagal!!!

. . .

Kami telah sampai di stasiun kereta api.

Sumpah, demi apapun. Aku sangat takut.

Jantung ku berdebar hebat.

Tanganku berkeringat dingin. 

Rasanya seolah-olah, aku akan naik ke panggung dan menyanyikan suatu lagu konyol, seperti yg kualami di sekolah dulu. Bedanya, disini menyangkut nyawa seseorang. Tentu lebih menegangkan dari biasanya.

Jangan takut, (Y/n)... Jangan takut... Kau sudah pernah melawan Uppermoon 2, serta si marjan. Kau pasti bisa! Benar, aku pasti bisa!

Tanjiro menyadari kegelisahan ku. Ia memegang tangan ku, seolah-olah berusaha memberi semangat.

Kimetsu No Yaiba : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang