Seminggu telah berlalu, Tanjiro sudah pulih sepenuhnya dan akan mengikuti pelatihan pilar. Yah, sebagai pilar aku juga akan melatih kisatsutai lainnya. Mengingat pilar lain terlalu berfokus untuk meingkatkan kekuatan dan kecepatan, mereka lupa akan satu hal. Yaitu, intelektual!
Karna itu lah, aku mengambil latihan ketelitian!
Mengingat Muzan yg sudah hidup selama ratusan tahun, tentu ia begitu cerdas, ditambah Tanjiro yg disetiap pertempuran, ia bisa menganalisis situasi lebih cepat dan akurat. Maka, kisatsutai yg lain tidak boleh tertinggal!
Sama seperti, kuat otot tapi minus otak! Tidak boleh seperti itu!
Dan disinilah, sudah banyak mayat-- tidak, tubuh para kisatsutai yg tengah berserakan di lantai Judo. Mereka pasti sedang sakit otot, dan saraf otak, karna harus menganalisis tiap serangan yg kuluncurkan. Aku menghela nafas, secara kekuatan mereka memang bagus, hanya saja insting dan analisis mereka masih rendah. Dan juga, mereka lebih sering menyerah. Hey, kalau aku iblis, maka sudah ku koyak tubuh kalian menjadi ratusan kepingan!
" Huft, ku harap ketiga orang itu cepat datang agar lebih menarik. " Keluhku dengan pedang sebagai tumpuan dagu.
Tapi yah, aku yakin saat ini Tanjiro sedang membujuk (menganggu) Giyuu agar dapat meyakinkannya untuk menerima posisi pilar.
Dasar keras kepala!
Oh, dan juga, sudah waktunya Tamayo-san berada di markas ini. Aku menghela nafas, baiklah, setelah semua ini, aku akan menemuinya.
" Pe-permisi... "
Seseorang memasuki ruang latihanku, tanpa kulihat wajahnya, aku sudah tahu siapa itu dari suara gemetar setengah matinya.
" Yo, Zenitsu. Mari berlatih dengan baik. " Sapaku ramah.
" (Y-(Y/n)! Kau akan meloloskan ku dengan mudah kan? Kau gak akan membuatku mati berbusa kan?! " Oh, dia bergetar ketakutan. Tampaknya Obanai berhasil membuatnya trauma.
Tapi Zenitsu... Meski kita ini teman sehidup-semati, aku gak sebaik itu loh~
" Entahlah~ Siapa tahu~ " Ujarku sambil mengangkat tangan. Yang pasti, setelah ini dia pasti akan marah padaku.
* * *
Aku menepuk kedua tanganku, berusaha menghilangkan debu yg menempel. Saat ini aku sedang perjalanan menuju kediaman Ubuyashiki, dimana Oyakata-sama tengah sekarat, juga, aku ingin menemui Tamayo.
Begitu sampai disana, tanpa banyak basa-basi, aku menuju ke ruangan Tamayo dulu. Kugeser pelan fusuma itu, membiarkan kedua iblis itu mengetahui kebaradaanku.
Dan karna ini adalah pertemuan pertamaku dengan mereka, Yushiro dengan cepat berada di belakangku dengan kukunya yg tajam.
" Siapa kau?! " Geramnya.
Aku mendengus malas, kuangkat satu tanganku.
" Tenanglah, Yushiro-san. Aku hanya ingin bertemu dengan damai denganmu maupun Tamayo-san, lagian, kalian sudah berkenalan dengan Shinobu dan Himejima kan? Masa pilar sepertiku gak boleh? " Ujarku santai.
Tamayo yg berada di belakang ruangan, melihatku dengan dahi berkerut-- Tengah memikirkan apakah aku ancaman atau bukan.
" Lepaskan dia, Yushiro. " Akhirnya dia berucap.
" Tapi, Tamayo-sama-- "
" Yushiro. Tidak apa-apa. " Tamayo meyakinkannya. Perlahan, Yushiro pun menjauh dariku.
" Perkenalkan, aku Asuka (Y/n), aku adalah Pilar Langit. Pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih karna telah merawat Tanjiro sebelumnya. "
Langsung saja, Tamayo tampak kaget. Ya, karna yg mengetahui ini cuman aku dan Oyakata-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba : In Another World
Fiksi Penggemar°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalnya masih terbilang sehat. Niatnya sih, setelah pulang sekolah ia ingin langsung tidur di atas kasurnya yang empuk. Namun, setelah ia membuka...