Dirimu Yang Sangat Egois
____________________________________________________
Disuatu waktu.
Yuuki memuntahkan darah.
Membuatnya harus berhenti ke tempat kesukaannya selama beberapa waktu. Tentunya dengan jangka waktu yg cukup lama.
Dengan kondisinya yg semakin memburuk, ia pun mulai harus berurusan dengan banyak selang dan alat pencuci darah
Maniknya hampa, seolah ia tak ingin lagi untuk hidup. Terlebih, dia membenci semua ini. Sangat.
Pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang pria ber-jas putih dengan membawa sebuah clip board yg mengapit banyak lembaran-lembaran kertas, serta alat stetoskop yg menggantung di lehernya. Jelas sekali bahwa ia adalah seorang dokter.
" Yuuki-kun. Aku ada beberapa kabar yang... Tidak mengenakkan untukmu. Sejujurnya kau tak harus mendengar ini... Apa, kau mau mendengarnya? " Suara sang Dokter tampak ragu. Tentu saja, bagaimana bisa seorang anak berusia sebelas tahun harus menghadapi hal menyakitkan seperti ini?
" Cepat katakan saja! " Geramnya kesal.
Dokter itu sedikit kaget, lalu, ia pun menjelaskan semuanya.
Tentang penyakitnya yg sudah merambat jauh, dan kecil kemungkinan untuk dapat sembuh. Serta, tentang umurnya yg tak lama lagi akan berakhir.
Setelah mengatakan semuanya. Dokter itupun pamit pergi. Meninggalkan Yuuki yg tengah gemetar karna dirinya yg tak akan lama hidup. Tangannya terkepal kuat. Bibirnya digigit erat sebagai pelampiasan.
" SIALAN! DASAR SIALAN! TAHU APA KALIAN?! TAHU APA KALIAN SAMPAI MENGATAKAN BAHWA AKU TAKKAN HIDUP LAGI?! SIAPA! " Pekiknya hebat.
Dirinya terengah-engah. Perlahan, tetesan air mata mulai mengalir pada pipinya.
" ...Kalau begini... Aku tak bisa bertemu dengannya lagi... "
" Kalau begitu, (Y/n) akan menjadi teman pertama kakak! (Y/n) akan mengajari kakak cara untuk bersenang-senang bersama dengan seorang teman! "
Suara yg terus bergema dalam benaknya. Memberitahukan, seberapa besar rindunya pada suara cempreng gadis cilik itu.
Ditatapnya nanar sebuah kotak pada laci nakas. Kotak yg berisikan cincin indah bewarna biru. Itu adalah cincin yg ia beli diam-diam dengan menggunakan uang tabungannya. Cincin khusus, hanya untuknya.
" Aku ingin kesana... "
* * *
Sekitar setengah bulan.
Dia masih berada di ruangan serba putih itu. Terus menerus mengonsumsi obat-obatan yg banyak jumlahnya. Tidak ada tanda-tanda ia akan keluar dari tempat itu.
Cukup sudah. Sudah banyak rindu yg tertumpuk, sudah banyak kenangan yg diulang. Ia ingin bertemu dengannya lagi. Setidaknya hanya sekali.
Disaat sore semakin menguasai hari, disaat itu lah satu-satunya kesempatannya. Dimana jadwal perawat atau dokter yg sibuk memeriksa pasien lain selain dirinya. Digesernya jendela yg berukuran lumayan besar, sehingga cukup baginya untuk melarikan diri. Hanya untuk sementara waktu.
Dengan berbekal baju pasien dan tanpa alas kaki, ia terus berlari menuju taman itu. Berharap, setidaknya ia dapat berjumpa lagi dengan kedua orang itu.
Namun, yg di dapatnya hanyalah sebuah rumah yg tak begitu jauh dari sana. Dengan banyak karangan bunga pada setiap pinggir jalan. Tentu hal itu membuat Yuuki terheran-heran. Pasalnya, karangan bunga itu bukan untuk mengucapkan "Selamat", justru bertuliskan "Turut Berduka Cita".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba : In Another World
Fanfic°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalnya masih terbilang sehat. Niatnya sih, setelah pulang sekolah ia ingin langsung tidur di atas kasurnya yang empuk. Namun, setelah ia membuka...