" Dia ini hartaku yg berharga. Akupun sepertinya sudah mencapai batas. Kaupun juga begitu kan? Sayang sekali, kebahagiaanya terletak pada kita yg tak mampu untuk menemaninya lebih lama. Tapi sebelum itu, disaat-saat terakhir. Setidaknya, aku ingin kau ada disampingnya. Sampai dia bisa melepas semuanya. "
Pemuda itu menatap sendu. Ayunan bunga sakura tak lagi bisa menenangkan hatinya. Suhu sejuk ini pun tak mampu membuatnya kedinginan. Ia mengepalkan tangannya.
" Aku... Takut... " Bisiknya.
Ya, takut keilangannya, dan takut akan dirinya sendiri.
Pria paruh baya itu mengusap kepalanya.
" Daripada bunga sakura, dia ini lebih seperti bunga matahari, ya? "
Pemuda itu tak menjawab, ia tetap terdiam. Musim semi yg menyesakkan, menjadi musim terakhir baginya berada di sana.
Suara bising jangkrik membangunkannya di tengah malam yg sunyi.
Pemuda itu terduduk sembari merenung. Ia mendengus, mengusap pelan helai poni coklatnya dengan gusar. Mata hitamnya menelisik ke segala arah. Untuk kedua kalinya, ia mendengus.
" Dasar, gara-gara kau aku gak bisa beristirahat dengan tenang kan. Dan lagi, bagaimana bisa kau melupakan orang yg sering kau pukul dengan ganas. "
Entah pada siapa ia berbicara, bising suara angin menjawab dengan nada sayup-sayup.
" Kau itu tetap gadis pembuat onar ya, (Y/n). "
* * *
Pening melanda kepalanya. Begitu ia membuka mata, gadis itu merasakan rasa lelah hebat yg menghantam dirinya. Atap kayu, oh, dia sudah berada di kediaman kupu-kupu. (Y/n) bangkit dai posisi tidurnya. Membiarkan helai rambut panjang menutupi mukanya.
" Ukh, sudah berapa hari aku pingsan? "
Dalam ruangan yg minimalis tersebut, hanya ada dirinya sendiri dengan beberapa burung yg hinggap di jendela.
Tak lama, fusuma bergeser, menampilkan sesosok gadis berambut sakura dengan senampan makanan.
" (Y/n)-san! Bagaimana keadaanmu?! Apa masih ada yg sakit?! "
" Hahaha, aku baik-baik saja. Kau terlalu berlebihan, Shion. "
Shion meletakkan nampannya diatas nakas, lalu berkacak pinggang.
" Siapa yg berlebihan? Tolong lihat perban yg hampir melilit seluruh tubuhmu itu. "
Benar saja, ada banyak perban dari ujung kaki hingga ke leher. Apalagi bagian lengan dan dada yg paling banyak, karna ia terlalu sering menyayat tangannya.
Malas mendengar ocehannya, (Y/n) memilih untuk memakan sarapan yg disediakan. Onigiri dan tamagoyaki, sederhana tapi lezat.
" Oh ya, ngomong-ngomong bagaimana keadaan mereka? "
" Oh, maksudnya Tanjiro dan yg lain? Mereka baik-baik saja kok. Berkat teknik penyembuh (Y/n), pemulihan mereka menjadi lebih cepat. Dan juga, kita berhasil meminimalisir korban pada pertempuran sebelumnya. " Lapor Shion.
" Hemm, syukurlah mereka baik-baik saja. Aku yakin, Zenitsu bakalan heboh ketika melihat Nezuko bisa berjalan di bawah matahari. Tapi yah, seberusaha apa aku berusaha membuat tak ada korban, itu percuma juga. Karna pada dasarnya disetiap pertempuran pasti ada yg kehilangan nyawanya. " (Y/n) berucap dengan monoton.
Shion sedikit sedih dibuatnya.
' Lah, aku salah apa toh? '
" Hey, Shi-- "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba : In Another World
Fanfiction°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalnya masih terbilang sehat. Niatnya sih, setelah pulang sekolah ia ingin langsung tidur di atas kasurnya yang empuk. Namun, setelah ia membuka...