" Ah, Onii-chan. Okaeri. "
***
// (Y/N) POV //
Aku terperanjak kaget. Mendengar suara Nezuko yg sedang menyambut seseorang yg pulang dengan keranjang di punggungnya, serta haori kotak-kotak yg dipakainya.
' Uwakkhhh !!!! Tanjiroo !!!! Aduh ! My kokoro !! ' Batin ku berkecamuk.
" Tadaima, Nezuko, Kaa-san. " " Are, ada tamu ya ? Mezarashi ne... " Ucap Tanjiro sambil menurunkan keranjang arang nya di samping rumahnya.
" Tanjiro, kenalkan ini Asuka (Y/N)-san. " -Kie.
" (Y/N), ini adalah kakak ku yg kuceritakan tadi. " Nezuko pun menunjuk Tanjiro yg sudah melepas keranjangnya dan mulai mengelus-elus pucuk kepala Rokuta yg sedang tertidur.
Ya ampunnnnn... Aku juga pengen digituinnnn
" He~ Yoroshiku ne, Tanjiro. " Ujarku sambil tersenyum.
" Tapi benar juga ya, apa yg dibilang Onii-chan. Kita sudah lama tidak kedatangan tamu. Terakhir kali yg datang ke rumah itu cuman paman saburo, itupun sudah 2-3 bulan yg lalu. " Ucap Hanako yg tiba-tiba nongol entah darimana.
Kami semua hanya tertawa sambil berbincang-bincang ringan. Tak terasa, matahari sudah mau terbenam di ufuk barat.
" Ah, sudah mau malam. Kie-san, saya pamit mau pulang ya. Maaf sudah menganggu. Hari ini sangat menyenangkan. " Ucap ku sambil sedikit membungkukkan badan.
" Iye, Iye. Kami yg harusnya berterima kasih pada mu, (Y/N)-san. " Kie pun juga sedikit membungkukkan badannya sebagai tanda ucapan terima kasih.
" Anu, (Y/N). Apa perlu aku antar sampai ke desamu ? Hari sudah mulai malam. Akan bahaya, kalau perempuan sepertimu pulang sendirian. Apalagi tempat ini adalah gunung. Nantinya kau bisa tersesat, serta gimana kalau ada orang jahat ? " Ucap Tanjiro yg tampaknya khawatir.
' Waduh, di khawatirin ama cogan nih... Gimana gak baper coba ? ' Batin ku lagi.
" Tidak perlu tanjiro, aku bisa kok sendirian. Lagian, kalau ada orang jahat, aku bisa mengatasinya sendirian. Lagian, itulah fungsinya aku membawa katana. "
" S-sokkah... " Tampak, raut wajah tanjiro yg sedikit kecewa dan bercampur cemas. Aih, gemesin !
" Sampai jumpa, minna ! " Ucap ku sambil melambaikan tangan. Mereka pun juga membalas dengan melambaikan tangannya. Hanako berteriak memanggil namaku sambil bilang terima kasih, nezuko juga bilang kalau aku bisa datang kapan saja kesini, tanjiro juga berteriak sambil mengingatkan ku untuk hati-hati.
Keluarga yg sangat harmonis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
//(Y/N) POV END//
Di tengah perjalanan nya. (Y/N) di cegat oleh beberapa oni biasa.
" Nah ini nih, yg kutungguin ! " Ucap (Y/n) sambil mengeluarkan nichirin dari sarung pedang nya.
" Gwahahahaha ! Manusia ini milikku ! Dia milikku ! " Ujar sang iblis sambil tertawa terbahak-bahak.
" Kepalanya punya aku !!! " Ucap salah satu iblis sambil menjulurkan lidah panjangnya yg menjijikkan.
" Minggir kalian ! Aku yg menemukannya pertama kali ! " Mereka bertiga pun ribut soal siapa yg akan mendapatkan daging (Y/N). Sedangkan (Y/N) masih setia melihat para makhluk menjijikkan itu yg masih bertengkar.
" Arghh ! Pokoknya aku yg akan memakannya ! " Para Oni itupun mengeluarkan cakar dan giginya yg tajam dan berlari ke arah (Y/N). (Y/N) pun tersenyum miring.
" Ckh, padahal dulu kalian itu manusia loh. Kok bisa jadi sejelk ini ? " Ucapnya santuy.
" Matilah kau ! Bocah ! " (Y/N) pun mulai mengeluarkan kuda-kudanya.
" Ten no Kokyu, Ni no Kata : Sorakumo no Nami ! ( Pernafasan langit, teknik kedua : Gelombang Awan Langit ! ) "
Dengan sekali ayunan pedang, (Y/N) pun sudah memenggal kepala ke-3 iblis tadi.
" U-uso !? "
Badan para oni itupun terjatuh ke tanah dan perlahan menjadi abu. (Y/N) kembali menyarungkan nichirinnya.
" Waduh, lupa pake topeng nih. Bahaya kalau ada yg lihat wajah aku. " Gumamnya.
Setelah memakai topeng, (Y/N) pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Sesekali, di tengah jalan, ia membantu para kisatsutai yg diserang oleh oni. Tentu saja, mereka kaget dengan kedatangan (Y/n) yg tiba-tiba. Seseorang yg tidak memakai seragam kisatsutai tapi memiliki nichirin. Bertopeng rubah dan memakai haori biru bermotif furin. Siapa dia ?
Seperti itulah yg ada dipikiran para kisatsutai yg dibantu oleh (Y/N). Bukan sekali atau dua kali. (Y/N) sudah berkali-kali membantu para kisatsutai dalam mengerjakan misinya.
//SKIP, 3 HARI KEMUDIAN//
______________________________________________________________________
" Wes, (Y/N). Kau jadi terkenal tuh. " Kata Yuuki yg baru datang dari pasar.
" Ha ? Terkenal kenapa ? " Tanya (Y/N) bingung. (Y/N) masih sibuk melahap biskuit coklat buatan Yuuki sambil membaca sebuah buku. Menurut (Y/N), masakan Yuuki itu sangat enak. Bukannya menyinggung atau bagaimana, mungkin masakan Yuuki bisa mengalahkan masakan ibunya sendiri.
" Ne, Yuuki. Hari ini kita makan apa ? " Mulut (Y/N) penuh dengan biskuit coklat yg ia masukkan terus-menerus tanpa henti.
( Author : Bisa mati lah cuk, keselek :v *Plakkk !* )
" Dih. Makan terus, makan terus. Jadi kuda nil baru tau ! "
" Amit-amit ! Gini-gini ya, aku masih kurus loh. Kan tiap hari aku sering keliling sana-sini dari sabang sampai ke merauke, demi cari anak buah kang marjan ! " Sergah (Y/N).
" Iye, iye. Ribet amat sih, hidup lo ! "
" Lah, kan yg ngirim aku kesini siapa? Kau kan ?! "
" Lah, harusnya kau senang dong, dapat ke dunia anime yg berhasil buat kau merana 7 hari 7 malam ! "
" Lah ! Kok kau tau ?! Setan apa yak ?! "
" Enak aja ! "
Pada akhirnya, perdebatan mereka ( yg tak berguna *plakk* ) itupun berakhir.
" Kau sudah terkenal dikalangan para kisatsutai " Kata Yuuki yg mulai berbicara.
" Hm ? Kok bisa ? " (Y/N) menautkan alisnya. Tangannya masih setia memasukkan biskuit coklat ke mulutnya.
" Ya bisalah. Menurutmu apa mereka tak heran, bagaimana bisa seseorang yg bukan anggota kisatsutai memiliki sebuah nichirin dan dapat melakukan pernafasan. Apalagi, kekutannya dapat menyamai pilar. "
(Y/N) hanya mendengus sebal. Ia tau apa jadinya kalau dirinya terus membantu para kisatsutai itu. Oyakata-sama dan hashira pasti mengincarnya.
" Nah. Biarin aja. " Ucapnya santai.
" Ya, cepat atau lambat kau akan segera bertemu dengan mereka. "
" Iya, iya. Aku tau nya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba : In Another World
Fanfic°☆° [ END ] °☆° Asuka (Y/N) seorang gadis SMP kelas 3 yang berumur 14 tahun. Termasuk kaum Wibu, tapi akalnya masih terbilang sehat. Niatnya sih, setelah pulang sekolah ia ingin langsung tidur di atas kasurnya yang empuk. Namun, setelah ia membuka...