Flashback On!
Valerin cepat cepat ingin pergi dari tempat ini, pertanyaan Marcel pun tak dijwb oleh gadis itu saking takutnya Jack berbicara yang tidak tidak kepada ketuanya, "Halah gak usah malu malu, tinggal bilang minta dibonceng aja apa susahnya si sayang?" nahkan mulut cowok jawa ini memang tidak bisa di rem, bawaanya suka ngegas. Tim jawa ada? Oh tentu!
Gadis itu gelagapan, menarik cepat tangan Elva tetapi tingkah seperti itulah yang membuat anggota worenzo tak henti hentinya menggoda keduanya, "Eh ayang beb mau dibawa kemana tuh." Brayen berteriak, tak terima Elva diajak pulang bersama Valerin padahal dirinyakan ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.
"NERAKA." Valerin menjawab dengan berteriak, tak kalah kencang sekarang dia sangat malu dihadapan para orang orang yang tak dikenal, padahal yang mengatakannya orang lain tapi kenapa malah dirinya yang malu, ah terserah.
"Lo kenapa kok tumben sama mereka." Elva bertanya setelah sudah sampai ditempat halte bus, gadis itu duduk dan menjawab. "Ah gak tahu, panjang ceritanya lagian ya tuh kakel rombeng bacot terus deh." cercanya, ia mendumel tak jelas membuat Elva geleng geleng kepala.
"Apalagi si anu tuh gak tahu gue namanya padahal omongan dia gue potong tapi tetap aja digas." Elva menutup telinganya menggunakan earphone, membuka aplikasi grab mobil lalu memesannya, Valerin tak henti hentinya mengocah sampai banyak yang melihat, dikira sinting kali ya.
Oke cukup, Elva sekarang yang malu berada di dekat gadis itu, berdiri dan membekap rapat mulut Valerin sehingga kehabisan nafas sampai mau mati. "Percaya gak percaya orang gila sekarang dikabarkan kabur dari RSJ." lalu melepaskan bekapan tangannya.
"Trus hubungannya sama gue apa? Orang gila kabur kan bukan urusan gue" ujar Valerin yang masih tak mengerti kenapa temannya itu tiba tiba membahas masalag orang gila yang kabur. "Lah! Orang gila kok teriak gila." oke Valerin sekarang mengerti, Elva sedang membahas tentang dirinya yang sekarang menjadi gila, dan tiba tiba besoknya ada kabar bahwa Valerin Laksita Alexandra yang cantik bak dewi maemunah sekarang menjadi gila akibat gila karnanya, eh.
"Gue kesel lah WOI SI DUGONG LO NGAPAIN." Elva menutup telinganya padahal masih menggunakan earphone tetapi suara melengking Valerin membuat sang supir menjadi budek, Elva memaksa dirinya untuk masuk kedalam mobil yang dipesan tanpa sepengetahunnya. "Mau pulang kan?" Valerin mengangguk. "Yaudah." jawabnya, gadis itu mengangguk lalu menggeser tubuhnya agar temannya itu juga bisa duduk.
"El." bukan itu bukan suara Valerin, tetapi itu suara berat cowok memasuki indrapendengarannya, em suaranya seperti tak asing bagi mereka berdua, tak mau terlalu pede Elva langsung ingin masuk tetapi terhenti mungkin benar orang yang memanggil 'El' itu tertuju padanya, berbalik, karna pergelangan tangannya dicekal seseorang. Omaigat.
Adit menuntun Elva untuk duduk ditempat halte bus, belum sampai tempatnya gadis itu langsung menepis kasar tangan Adit. "Maaf, anda siapa ya?" berujar seraya menatap tajam cowok didepannya tanpa rasa takut.
"El aku-"
"Hm?"
"Aku cuman-"
"EH WOI CEPET DONG" si Valerin sewot banget ya, kenapa gadis itu sekarang suka teriak teriak, sepertinya virus si mulut toa sudah menular pada Valerin, apalagi gadis itu teriaknya didalam mobil bukan langsung pada Elva, kan supirnya jadi ikutan kena semburan, tetapi jika diperhatikan gelagat supirnya aneh deh sedari tadi nunduk terus dengan topi hitam yang melekat pada kepalanya.
"Udah ya, gue balik." tidak sempat berbalik, lagi lagi Adit menahan lengannya, menuntunnya ketempat yang lebih jauh. "Apasih."
"Elva mau dibawa kemana sih." Valerin mencibir. "ADUH OM KAYAKNYA LO SALAH TEMPAT DEH, WOI INI ORANG BUDEK APA YA."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...