[21] FASHION SHOW 2

551 39 12
                                    

"Misi misi." Ayra dan Alin menyerobot berada paling depan sendiri agar bisa melihat temannya langsung, bergaya ala si mulut toa. Jika sedikit saja gadis itu salah maka mereka lah yang akan tertawa paling kencang, kurang ajar memang.

"Cepet Ay lelet banget sih lo." Alin berujar langsung menarik tangan temannya itu membuat sang empu mendapat pelototan langsung dari kakak kelas karna menginjak kakinya.

"Maaf kak maaf." setelah itu berjalan kedepan dengan hati-hati.

"Sabar elah kenapa sih."

"Ya lo lelet, nanti di isi yang lain kan lo gak dapet tempat." jawab Alin tak terima.

"Sorry sorry aja nih, temen lo yang ngambil tempat gue." gadis berpakaian olahraga dengan celana yang sedikit ketat mencetak dua gembul pantatnya melirik sinis Alin, jika ia perhatikan wajahnya seperti tak asing. Tak ingin memikirkan lebih panjang ia tetap menempatkan Ayra disampingnya, jika gadis itu marah biarkan saja terserah dia.

Lalu suara mic kembali terdengar dari arah dua perempuan anggota Osis seperti memberikan aba-aba untuk para peserta Fashion Show. Karna sebelum tampil perkelas biasanya semua peserta melakukan say hello mengelilingi lapangan tentu dengan pasangan masing-masing kecuali Prisila yang hanya sendiri.

Selangkah demi langkah mengikuti alunan musik, dititik pertemuan laki-laki dan perempuan ada pada tepat tengah-tengah depan panggung yang diawali dari kelas X, XI, dan XII. Prisila tak banyak gaya ia hanya sekedar berusaha berjalan anggun layaknya seperti orang terhormat, karna menahan bengek didepan semua orang itu gak enak banget lihat saja pada dua sahabat laknatnya itu, mengekspresikan wajah persis seperti babi.

Ternyata banyak juga yang mendukung gadis itu, apalagi para cowok dari kelas X yang sedari awal Prisila mulai melangkahkan kaki langsung mendapat sambutan seperti suara teriakan, mungkin gadis itu terkenal karna sikap ke bar-barannya.

"Cih sok-sok an, cantik enggak alay iya." komentar seseorang yang dari arah belakang Alin dan Ayra membuat dua gadis itu menoleh bersamaan lalu saling pandang, Alin menaik turunkan alisnya Ayra yang paham pun mengangkat dua jempol. beraksi yok.

"Duh panas banget lagi." ujar Alin mengibaskan rambutnya kebelakang, sengaja agar mengenai wajah gadis itu, lalu suara celotehan seseorang mulai terdengar.

"Gue jadi pengen kentut Al." Alin mendelik ke arah gadis itu juga para orang-orang yang berada didekatnya malah menjauh takut kena bom, akting sih akting tapi kenapa bawa-bawa kentut segala.

"Ih jorok banget jadi orang." lalu gadis yang menjadi sasaran mereka berdua langsung pergi,

"Itu kan cewek yang tadi." Ayra menebak, mengangguk dan tertawa puas siapa suruh ngehujat sahabat mereka berdua tetapi untung saja yang lain tak banyak berkomentar kecuali gadis yang tadi.

Berjalan ke tengah dan membiarkan Kia menggandeng tangannya, sorakan demi sorakan mereka lontarkan kepada si fakboy kelas kakap dengan gadis itu.

Mulai melangkahkan kaki dan tersenyum sesekali melihat ke arah Kia yang juga melihatnya tak berhenti disitu, mengedipkan satu mata dan memainkan lidah didalamnya, aksi cowok itu benar benar buat anak orang teriak-teriak kayak orang gila.

Berpencar kearah kanan dan kiri, karna jalan yang mereka lewati itu mulai dari tengah-tengah depan panggung, jika sudah berada diujung barulah mereka berpisah hanya untuk menyapa para penonton dan berlanjut ketempat semula.

Prisila yang panas dingin melihat ke arah Brayen yang sedang tebar pesona kepada para cewek, suara mic dari dua orang perempuan anggota Osis kembali terdengar memanggil nama sang peserta yang akan tampil pertama setelah itu peserta yang ke dua dan berikutnya.

MARCELINO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang