Follow ig,
@worenzo_
@marcelino.setya
@valerinlaksita
@izamiemilio
@avalderren
@brayencesario
@zaydanpratamaaa
@jacky_alganteng
@keifanodirgan
@elvaretavar
@pri_silaaaaa
@alinayasyantiq
@ayrakavBismillah
Baku hantam,Bentar ya aku bacot dulu.
Ha? Aku? Jadi duta shampo lain? wakakakak, ups!
Selamat membaca❤
"Lo ngerasa gak kalok tadi wajah tuh cewek tegang?" Brayen berbisik pada telinga Marcel yang berada didepanya, cowok itu hanya meliriknya sekilas lalu melakukan kegiatanya kembali dengan menulis.
Brayen kembali duduk, tak ada gunanya berbicara dengan Marcel ujung ujungnya malah ia yang balas ucapanya sendiri,
"Bray, woy." Jack memanggilnya dengan berbisik, buku tebal ia taruh didepan sekaligus menjadikan perisai menutupi wajahnya agar tak ketahuan oleh bu Friska yang sedang mengajar didepan.
Brayen menoleh ke segala arah, ia seperti mendengar orang memanggil namanya. "Heh asu." ulangnya sedikit keras, lalu menoleh ke sebelah kanan, ternyata Jack yang memanggil dia.
"Apaan?"
"Tadi lo ngomong apaan sama cewek itu."
"Siapa sih namanya." Jack bertanya bertubi tubi membuat cowok itu bertambah kesal dan mengucapkan. "Lo tanyak gak ada jeda anjir, mana kalok tanyak diwaktu yang gak tepat lagi." ia mencibir keras membuat satu kelas termasuk bu Sifa menoleh.
"Kalian berdua yang masih mau ngobrol silahkan keluar." Jack berdiri bersiap keluar. "Kamu mau keluar?" tanya bu Sifa.
"Enggak bu, saya mau izin ke toilet." jawabnya. Bu Sifa mengangguk setelah Jack keluar dari kelas ia menoleh kebelakang melihat Brayen yang menatapnya lalu menjulurkan lidah dan berbalik memberikan pantat, Brayen hanya memutar bola matanya malas.
"Iya, tegang, kesal, takut, marah, gak bisa apa apa." ujar Marcel tiba tiba, Brayen, Derren, Keifan, Izam, dan Zaydan menoleh, tetapi wajah cowok tetap datar.
"Gak bisa gitu bahas di markas aja." Zaydan memberi usul, bukanya ia takut ketahuan bahwa mereka sedang mengobrol tapi ia rasa lebih baik membahas sesuatu hal di markas.
"Gue masih penasaran sama tuh cewek, siapa sih nama dia? Apalagi kejadian waktu itu masih jelas banget di otak gue." ujar Brayen mulai berani mengeluarkan semua yang selama ini ia pendam di otak,
"Ditambah tuh cewek pakek moge," timpal Zaydan.
"Jauhkan pikiran aneh kalian tentang dia." ujar Marcel tenang namun menusuk,
****
"Baik, pelajaran ibu sampai disini kita lanjutkan dua hari kedepan." setelah mendapat jawaban dari muridnya bu Diva keluar kelas dengan membawa buku tebal ditangan kananya.
Valerin menata buku, memisahkan buku kecil dengan buku besar lalu memasukan ke dalam tas, pergerakan gadis itu tak luput dari pandangan teman temanya di kelas, siapa yang tak kepo dengan perasaan Valerin setelah kejadian di kantin.
Ia seperti mendadak menjadi terkenal setelah berurusan dengan cowok populer dikalangan kelas X, XII, dan XIII. Seorang ketua dengan teka tekinya membuat mereka menjadi heboh setelah sekian lama pertama kali berurusan dengan seorang gadis yang baru masuk SMA Jaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...