[29] SULIT DITEBAK

363 25 3
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Seketika kompak semuanya ikut bernyanyi menyamakan nada dari gitar yang dimainkan Marcel. Laki laki itu fokus kembali memainkan gitar dengan lincah, suaranya tuh gak bagus bagus banget tetapi bariton laki laki itu yang bisa disebut (memiliki suara tenor) mampu mengimbangi penyanyi aslinya.

Sampai pada lirik akhir lagu dan memetikkan jari pada gitar, tepuk tangan kembali terdengar. Meletakkan gitar disamping dan menarik mic yang tadi berada ditempatnya sekarang kini berpindah ke tangannya.

"Bagus?" tanyanya percaya diri.

"BANGET."

"Lagi?"

"LAGIII." lihat saja, disini Marcel seperti memanjakan ratusan anak perempuannya, senyumnya yang sangat tipis tak luput dari mata Valerin. Marcel itu misterius dan susah ditebak, memang benar jika ia baru mengenal laki laki itu tetapi ia coba rasakan perubahan dari awal bertemu Marcel sampai sekarang, seperti ada sesuatu yang laki laki itu inginkan darinya atau hanya alibinya saja? Ia harus mencari tahu dan akan menuruti semua permainannya.

"Ada pertanyaan?" berkata dengan menatap Vio yang menjadi mc lalu mengangguk. Ia tahu banyak dari tatapan mereka seperti ingin tahu apa motifnya ingin mewakili kelas, atau bisa saja dipaksa pikir mereka.

"Gimana tadi? Keren?" Vio bertanya bersemangat.

"BANGET." jawab sebagian orang, sepertinya mereka masih fokus pada topik yang Marcel kasih ruang untuk bertanya.

"Ya pastinya dong kak." itu suara Siska.

"Oke ini kak Marcel nya kasih kalian kesempatan buat bertanya, ada pertanyaan?" yang ini suara Vio.

Lalu Marcel menyela cepat. "Satu pertanyaan, gue jawab."

Berpikir dan menimang nimang apa pertanyaan yang tepat, Prisila jadi greget sendiri kenapa harus satu pertanyaan.

"Kak." salah satu gadis yang berada disamping panggung mengangkat tangan, yang lain pun sama mulai banyak yang mengangkat tangan karna sudah mendapat satu pertanyaan di otaknya.

"Iya kamu." tunjuk Vio pada seorang gadis yang pertama mengangkat tangan. Siska berjalan menghampiri gadis itu lalu memberikan mic.

"Izin bertanya kak, dari banyaknya cewek disekolah ini ada salah satu dari mereka yang kak Marcel suka gak?" satu kalimat dan satu tarikan napas yang berasal dari gadis itu membuat yang lain mengangguk setuju atas pertanyaannya.

Menarik sudut bibirnya tersenyum smirk, berjalan diatas panggung menuju sebelah panggung dan berjongkok melihat langsung gadis itu, yang ditatap mengerjap mata secara sadar dan tidak sadar.

Lalu beralih menatap salah satu gadis yang bersama temannya, Valerin. "Ada." satu kata lolos dari bibir Marcel, tersenyum setelahnya berbalik berjalan ke tengah panggung.

MARCELINO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang