Bugh
Derren membogem mentah-mentah wajah cowok yang berada di hadapannya, maju dan memiting kepalanya lalu membanting badan orang itu dengan keras sampai menimbulkan bunyi.
Marcel berhenti membuat orang-orang yang akan menyerangnya juga berhenti, detik kemudian kursi yang berada dibelakang cowok itu melayang mengenai para anggota bertopeng, siapa yang melakukan? Valerin.
"Huh meresahkan." eluh gadis itu.
Masih ingat bukan waktu Marcel menerima telpon? Itu adalah Darren, karna cowok itu melihat di atas rooftop salah satu orang mirip dengan Marcel jadi ia langsung menelpon orangnya, tapi apa balasan cowok itu? Hanya deheman saja.
"Beraninya kok sama benda, tangan kosong dong neng." ketua bertopeng itu berujar, tak terima karna golongan darinya banyak yang tumbang.
"Mainnya kok keroyokan, sendiri dong kalok berani." Valerin membalas melangkah kesamping kanan Marcel.
Bugh
Ia tak bodoh arti dari mata cowok itu mengode pada salah satu anggotanya yang berada disebelah Marcel, gak sampai kencang banget kok nendangnya orang dia aja yang lemah.
Darren berjalan menuju ke arah Valerin, ah tidak! Lebih tepatnya orang yang Valerin tendang. "Buka." cowok itu menyuruh salah satu anggota worenzo dan dibalas anggukan olehnya.
"Jangan-"
"Argghhh." erangnya, sebelum orang itu berdiri, Valerin langsung menginjak lima jemari kakinya menggunakan sepatu. Anggota orang bertopeng benar-benar banyak yang tumbang dan hanya beberapa orang saja yang masih kuat berdiri.
Marcel berdeham membuat semua mata berpusat padanya. "don't open it." memasukan dua tangannya ke dalam saku celana, menoleh pada Valerin yang juga menatapnya.
"Lo bawa dia." dahi gadis itu berkerut pertanda bingung, menunjuk dirinya sendiri dan bertanya. "Gue?" tetapi cowok itu tak menjawab, malah suara seseorang yang menyahut.
"Oke." ah ternyata ngomong ke Derren, tapi matanya masih mengarah kepadanya.
"GO PERGI."
"GUE BAKAL BALAS LO, INGAT ITU." ketua bertopeng itu berujar membuat semua anggotanya ikut turun menuju ke arah bawah gedung sekolah, tetapi ada salah satu dari mereka yang ingin menyelamatkan orang itu, tak tinggal diam anggota worenzo langsung membogem wajahnya sampai babak belur dan sialnya lagi orang itu berhasil kabur.
"Gak perlu di kejar." Marcel berujar tenang, matanya masih menatap intens gadis itu.
"Dan lo-"
"Em gue minta maskernya dong kak." gadis itu langsung menyela, enak banget ya kalok ngomong, Marcel yang paham langsung menyuruh salah satu anggota worenzo untuk membelikan masker, gak mungkin kan jika ia keluar dengan babak belur begini apalagi dirinya perempuan, pasti bakal disangka yang tidak-tidak.
Sebenarnya Marcel juga terluka hanya pada sudut bibirnya saja yang robek, tapi tenang saja tetap ganteng kok walaupun wajahnya ada sedikit luka.
Brak
Tiba-tiba suara keras itu membuat semua mata berpusat pada arah pintu, seketika hening sejenak dua orang yang baru datang merasa bingung kenapa bisa babak belur seperti ini.
"Lo pada ngapain sampai muka bonyok semua." Jack berujar malah Keifan yang menyahut.
"Mau ikutan Fashion Show? Telat, udah di mulai dari tadi noh." Derren menulikan pendengarannya ia lebih memilih memanggil anggota worenzo dari bawah untuk membawa salah satu anggota bertopeng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...