[19] JADI, SIAPA MEREKA

555 38 5
                                    

Saya banyak tugas kak!

****

"Penjagaan belakang sekolah dua sepuluh orang."

"Depan sekolah kayak yang gue tunjuk tadi."

"Dalam sekolah lebih diperketat." Izam berujar menjelaskan di depan sendiri dengan suara lantang agar terdengar.

"PAHAM KALIAN SEMUA."

"SIAP PAHAM." balas mereka tak kalah lantang.

"Sisa?" Izam menoleh dan berujar. "Gak ada, mereka udah gue bagi tugas rata."

"Lo tenang aja mereka bakal lebih tegas tahun ini." jelas Izam.

"Gue mau sisa," berbalik menghadap Izam yang sedang menatapnya dengan keheranan. "Sepuluh orang yang bela dirinya di atas rata-rata."

"Ikut gue," lanjut Marcel, Izam yang tak mengerti dengan rencana temannya itu hanya mengangguk lalu mulai menyebutkan nama siapa saja untuk berdiri.

"Kenapa bang?" salah satu anggota SMA Smith bertanya.

"Yang gue sebutin namanya tadi, ikut Marcel." mereka mengangguk menuruti perintah Izam, jika disebutkam nama ketuanya pasti mereka akan langsung nurut.

Mengambil kunci motor lalu melihat jam dipergelangan tangannya. "Zam, jaga sekarang." Izam menoleh dan mengangguk, kini hanya tersisa sepuluh orang yang akan mengikuti dirinya.

"Cabut."

"Cel Cel, tunggu." cukup Jack cukup, jangan mulai. Berbalik menatap laki-laki itu dan menaikkan alisnya sebelah tetapi cowok itu tak kunjung mengatakan, satu menitan dirinya menunggu ternyata cowok itu tak mengatakan apa-apa, tanpa basa-basi ia langsung berjalan ke arah motornya berada.

"Marcel tolongin gue plis." menulikan pendengaran, malah langsung memakai helm fullface bersiap ingin pergi dengan yang lain.

"Cel woi Marcel tolongin gue." tetapi yang dipanggil tak menyahut.

"Jangan ganggu gue plis." lalu mulut cowok itu komat-kamit untuk mengusir makhluk halus, setelah menyemangati diri untuk berani barulah dirinya menghadap belakang dengan mata terpejam, satu tangan kanannya mulai melayang ke atas bersiap menghantam eh tapi kan kalok makhluk halus tembus pandang,

"YAAA...."

Krek

Lah kok bunyi sobekan, otak dirinya yang langsung nyambung dengan cepat membuka mata. "WHAT THE FAK." sobekan pada baju olga dibagian tengah melenceng tapi masalahnya sobekannya ituloh terlalu besar kenapa gak kecil aja sih.

"Anak tolol." Keifan mencebik asal membuat dirinya menoleh.

"Fan sobek." Jack berujar membuat Keifan berdecak. "Gak gitu ekspresinya suh."

"Terus gimana?" Jack bertanya ingin meminta solusi wajah kaget.

"Yah melotot kek atau apa gitu." Keifan menjawab sambil mengelap liurnya lalu berdiri merenggangkan otot-otot. "Oh gitu." Jack memanggut.

"Oke replay."

"FAN SOBEK." Jack berujar memelototkan matanya tepat ke arah baju yang sobek membuat Keifan mengangkat tangan ke atas seperti berdoa.

MARCELINO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang