"don't stare at mine, Brayen." Marcel berujar menusuk. Laki-laki itu diam, mengerjap matanya berkali-kali apa tadi Marcel bilang apa? Atau telinganya yang agak error, tapi it's okay Brayen bukannya diam malah laki-laki itu memasang kuda-kuda bersiap menjahili sang ketua.
Kalian ketahui saja, jika kalian mengira bahwa yang bilang 'sexy' adalah Brayen tentu saja kalian salah besar, Marcel mengerti dalam tingkah dan otak Brayen saat ini sudah sangat ketara bahwa laki-laki itu seorang yang mengetahui rahasia besar dari semuanya.
Jack maju berada di samping kanan Marcel, "Seriusan Cel? Wah lo jadian sejak kapan sampai gak ngasih tau kita-kita." laki-laki itu berujar berani memegang lengan kanan Marcel.
"Dia belum jadian." sahut Brayen membuat teman-temannya menoleh ke arah laki-laki itu kecuali Derren dan Izam.
"Sok tau lo." balas Keifan.
"Hihir pak ketua nungguin nih." Brayen tak membalas malah menggoda Marcel setibanya Valerin dan teman-temannya.
Keifan tak banyak tingkah, Alin pun sama gadis itu malah memalingkan wajah ke arah lain ketika tatapan mereka berdua bertemu. Dan jangan tanyakan Jack, laki-laki itu dengan percaya diri tingkat dewa menyugar rambut ke belakang agar menarik perhatian.
"Kenapa lo liatin gue, terpesona kan lo." ucapan Jack kepada Prisila membuat gadis itu menahan mulutnya untuk tidak menghujat, "Hehe." balasnya dengan cengiran, jika tidak ia yang akan di hujat balik oleh laki-laki itu, sejauh ini memang tidak ada yang berani bercanda gurau kepada mereka selain para teman kelasnya sendiri padahal mereka kan orangnya assik hanya menunjukkan sisi ganasnya saja kepada musuh.
Marcel tetap berdiri di hadapan Valerin, seperti menghadang gadis itu jika di pikir-pikir tak seharusnya ia mengatakan sekarang dan juga jangan di tempat seperti ini. "Cel." laki-laki itu hanya meliriknya saja setelah itu kembali fokus ke depan.
Valerin yang di tatap seperti itu langsung mengkerutkan kening pertanda bahwa ia bingung dan butuh penjelasan, Marcel malah menghendikkan bahu acuh dan menunjuk sesuatu ke atas belakang dirinya dengan ekor mata, gadis itu menoleh seperti yang di kode Marcel setelah itu, "Cabut" suara cowok itu yang tidak terlalu keras mengintrupsi para teman-temannya untuk beranjak dari sana.
Tanpa sepatah katapun mereka kompak berbalik arah memasukkan dua tangannya pada saku celana.
****
Okey segitu aja jangan marah haaaa
Pengin aja publish walaupun dikit hehe
Spam next dulu dong
Mau publish lagi tapi gak ada yang spam next😏
#tertanda uti kece.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...