Follow ig,
@worenzo_
@marcelino.setya
@valerinlaksita
@izamiemilio
@avalderren
@brayencesario
@zaydanpratamaaa
@jacky_alganteng
@keifanodirgan
@elvaretavar
@pri_silaaaaa
@alinayasyantiq
@ayrakav
Yuk merapat, yg udh merapat tambah mendekat.Selamat membaca❤!!
"HAI BUDAK BUDAK." Jack masuk membawa sekantung kresek melangkah dengan gaya cool nya, satu tanganya ia masukkan ke dalam kantong celana.Keifan menggeleng mendapat pertanyaan Izam. "Gue emang punya temen anak Smith, tapi gue gak ngehasut dia sedikitpun."
"Ya emang si, walaupun dulunya dia anak roger tapi dia tetep temen gue dan bukan berarti gue maksa dia Zam." lanjutnya, Jack benar benar kesal setengah mati tapi tetap berdiri dengan mulai membuka martabak yang seharusnya untuk teman temannya. Brayen yang mencium bau sesuatu mengikuti bau itu ternyata disebelahnya.
"Widih, makanan nih." barulah dengan gini mereka menyadari kedatangan Jack, cowok itu langsung merampas sekantung kresek dari tangan Jack.
"Sejak kapan lo dateng, tiba tiba muncul kayak demit."
"Gue? Sejak satu tahun yang lalu."
"Oh, pantes."
"Kenapa?"
"Markas ini katanya punya babu sejak satu tahun yang lalu."
Dengan satu tendangan cowok itu jatuh dari kursi dengan martabak yang ia makan juga ikut jatuh ke lantai habis sudah jatah dia, mana lantainya kotor lagi belum di sapu jadwal hari ini orangnya juga belum datang.
"Cukup miskah." Keifan menengahi sebelum perdebatan mereka berlanjut lebih baik dipisah, karna jika Jack dan Brayen adu bacot tidak akan ada habisnya.
Brayen mengabaikan ucapan Keifan, cowok itu melangkah maju menghampiri Jack yang memakan martabak lalu meliriknya sekilas dan lanjut makan lagi, seperti menyelepekan apa yang akan ia lakukan sebentar lagi, ia yang ingin mencekik Jack jadi tertahan.
Brem
Mendengar suara motor dengan suara kenalpot yang paling berbeda di antara puluhan anggotanya, suaranya yang sangat keras menunjukan bahwa ia sang ketua. Mereka semua yang mengerti langsung berdiri melangkah keluar, semua tahu kode itu bahwa Marcel tidak ingin masuk terlebih dahulu, tidak biasanya cowok itu seperti itu.
"Cel, kita berangkat kapan?" tanya Izam begitu sudah berada didepan dengan anggotanya yang berada dibelakang, ia sebenarnya sudah tau kapan mereka akan ke sana tetapi cowok itu hanya basa basi saja, aura Marcel menyeruak kesegala arah sehingga menimbulkan mereka yang berada didekatnya bernafas tertahan. Cowok itu benar benar beda hari ini entah karena apa.
"Altezza radhitya putra, ketua roger sebelum Raka, pengincar mangsa yang suka ngusik dia, musuh dari bang Javas sebelum gue, dia gak akan nyerah sebelum ngalahin bang Javas, selain suka kasar sesama jenis dia juga kasar sama lawan jenis." mereka menatap Marcel tak percaya kenapa cowok itu membicarakan masa lalu? Apalagi berbicara panjang, dari tatapanya pun tak dapat diartikan, Tingkah Marcel yang seolah seolah membuat mereka harus berfikir untuk memahami.
"Pernah dengar masalah ketua pendiri Larvel?"
Ah, Izam tau ia mengerti Marcel mengodenya untuk menjelaskan agar ia tak perlu berbicara panjang lebar. "Pernah, dia yang waktu itu gak muncul saat terjadi bogeman antara larvel sama roger, ketuanya yaitu temen dia sendiri yang mimpin, gue gak tau ya ada apa sama itu ketua sampai gak mau turun tangan intinya larvel menang dari roger ketika wakil dari larver itu balik badan detik itu juga Altez nusuk dia tepat jantungnya." Izam menjeda, anggota anggota baru seperti baru masuk dua bulan yang lalu kaget mendengar cerita yang miris itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...