[20] FASHION SHOW

609 40 21
                                    

"Panas Ay panas."

"Lo udah puluhan kali loh bilang gitu, lo sekarang minum es udah berapa botol Al." Alin mendengus temannya itu tak peka atau gimana sih, bawa dirinya pergi atau gimana gitu yang penting enggak disini.

Sekarang Ayra dan Alin berada di kantin sebelum acara dimulai karna takut ketinggalan katanya jika datang telat, kan bisa gibah bareng tentang penampilan siswa siswi yang mewakili kelas.

"Dasar gak peka, udah ah gue mau pergi." baru berdiri dan ingin melangkah pergi, tangan Ayra terulur duluan untuk mencegat gadis itu melangkah lebih jauh apalagi makanannya belum habis kan sayang kalok ditinggal.

"Jangan sampai sepatu gue melayang ya."

"Ituloh Ay hih." Alin akhirnya menjawab juga atas kebingungannya, gadis itu menunjuk sepasang kekasih yang cowok berdiri dan yang cewek duduk sambil menyantap makanan.

"Wah kurang ajar si tukang kebo panas-panasin lo," siapa lagi jika bukan Keifan dan Nabila, setelah semua anggota worenzo sudah berpencar melakukan penjagaan cowok itu langsung ke kantin tetapi ternyata ada gadisnya.

Tapi kadang Alin suka bingung sendiri Keifan tuh sebenernya suka naruh hati ke siapa sih karna cowok itu suka curi-curi pandang ke arahnya.

"Mau gue labrak gak Al?"

"Lah emang dia siapa gue?" iya juga si, buat apa Ayra melabrak Keifan jika bukan siapa-siapa Alin.

"Yaudah lah ntar kita panas-panasin balik, santai aja?" setelah itu menyeruput es, ia merasa ada yang kurang menoleh kanan kiri lalu menepuk dahinya.

"Heh Al Al, dua cicak kemana kok gak ada." Alin melotot kok bisa Elva dan Prisila gak ada, ya lo sih dari tadi ngoceh mulu sampai temannya ilang aja gak tahu.

"Ya mana gue tempe."

"Tahu anjir."

"Lo tahu? Dimana mereka?" Ayra menepuk dahinya kembali, sekarang senggol bacok mode on.

"Lo ngomong sekali lagi-"

"Woi jangan bacot mulu, bentar lagi Valerin dirias." Elva datang langsung menarik satu tangan Ayra dan Alin membuat salah satu temannya itu saling mengadu bacot, loh tumben Elva bisa teriak-teriak.

"Di rias doang belum tampil kan? Jangan lebay deh." Alin berujar.

"Itu makanan gue belum selesai El, WOI." tuhkan bacotan mereka berdua membuat Elva menjadi pusat perhatian, untung saja ia cepat-cepat menarik tangan mereka berdua.

Keifan menoleh ternyata disana ada Alin, ia merutuki dirinya sendiri karna tak menyadari gadis itu, Nabila mengarah apa yang Keifan lihat oh ternyata, memegang lembut tangan cowok itu dan berujar. "Mau aku suapin?" ujarnya, Keifan menggeleng.

"Gue ke temen-temen dulu."

"Kei plis." Nabila malah memegang satu tangan Keifan dengan kedua tangannya.

"Jangan egois gue gak suka dikekang."

****

"Gue...."

"Ssttt, gak perlu buru-buru." suara itu seperti tak asing di telinga Marcel, datang dari tempat persembunyiannya membuat cowok yang tadi mundur dibelakang orang itu, ah paham! Berarti cowok tadi hanya berlagak sok menjadi ketua tetapi nyatanya hanya mewakili sang ketua.

"Wait, gue ada hadiah buat lo."

Prok prok

MARCELINO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang