Nemu cerita ini dari mana?
Selamat membaca❤!!
Suara deru motor yang memekakan telinga mampu membuat mereka menoleh ke arah kiri, Marcel yang belum datang ke warung belakang sekolah itu membuat sang wakil maju paling depan tanpa rasa gugup atau takut sedikitpun. Semuanya terkesiap, berdiri dibelakang sang wakil dan menunjukan bahwa keberanian ada pada diri mereka,
Raka turun dengan menenteng helmnya, Bagas, Kenzi, Aksa, Dan adit pun turun melangkah maju berada dibelakang cowok itu. "Mana Marcel?"
"Gak ada! Mau apa?" jawab Izam.
"Gue tanya Marcel dimana." tegasnya, ia benar benar tak suka jika harus berhadapan dengan wakil worenzo.
"Kepo banget lo." santainya.
Raka yang sangat geram karna tak kunjung dijawab pun maju berhadapan langsung dengan cowok itu lalu menarik kerah baju Izam. "Suruh dia muncul dari tempat persembunyian, gue tau dia lagi sembunyi."
"Lo buta?" Bukan Izam namanya jika tak membalas dengan santai.
"Coba lo liat, ada motor dia? Enggak kan?" ia mengedarkan pandangan mencari motor Marcel, memang benar tidak ada.
"Dan gak ada untungnya gue bohongin lo" lanjutnya. Ia yang sudah tersulut emosi ditambah kata kata Izam yang terngiang ngiang dikepala Raka Lo buta
Bugh
"ARGH." Raka menggerang, menahan sakit pada kepalanya, cowok itu yang sudah memukul Izam harus merasakan sakit juga karna tiba tiba Marcel yang baru saja datang langsung menungkak kepalanya sampai terasa pusing, bukan sakit saja tapi benar benar sakit sekali.
Menaikkan satu alisnya kepada Izam, menanyakan apa dia baik baik saja setelah terkena pukulan dibagian perut lalu cowok itu mengangguk meyakinkan Marcel bahwa dia tidak apa apa.
Raka yang masih pusing terkena serangan tiba tiba berusaha kuat bahwa ia bukan cowok yang lemah didepan anggotanya dan melangkah maju sedikit meringis yang tentu diketahui Marcel.
"Enak banget lo tiba tiba dateng nyerang gue."
"Setimpal." ujarnya santai.
Raka tersenyum mengejek ketika sudah berada tepat di depan Marcel, "Cemen lo bro baru keluar sekarang, nunggu gue pukul anggota lo dulu biar lo bisa keluar?" berhasil! Laki laki itu berhasil memancing sedikit amarah Marcel.
"To the poin." jawabnya berusaha tenang,
"Nanti malem dateng, kita duel." tegasnya, lalu tersenyum menyeringai kala maksud dia datang ke sini.
"Kalok gue menang, anak Smith harus balik jadi anggota gue dan kalok lo menang. Oke fine gak masalah gue relain." Marcel hanya tersenyum tipis, tetapi senyum itu bukan senyum biasa sulit diartikan, Raka yang tak mengerti menganggap bahwa cowok itu menerima tantanganya.
Seharusnya Raka sadar diri, anak SMA Smith jadi anggota worenzo karna kemauan mereka sendiri dan tidak ada paksaan sedikitpun. Tahu tidak kenapa mereka lebih nyaman jadi anggota worenzo dari pada roger? Ah, tidak akan ku jelaskan kalian nantinya akan tahu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...