****
Terdengar suara decitan pintu membuat pasang mata menoleh kesumber suara, berjalan santai membawa gitar yang berada di tangan kanannya. "Cel." instrupsinya, tanpa menoleh ia berdeham dan berkata. "Taro sebelah gue." perintahnya setelah itu menatap seseorang tadi.
"Why?"
"Oh nggak, gue cuman heran aja tumben banget lo tahun ini mau ngewakilin kelas kita." sang ketua kelas berkata.
Mengendikkan bahu. "Mau pamer." katanya santai mengundang senyum ejekan dari Keifan.
"Sejak kapan lo gak pamer sepeserpun ke kita." mengangguk membenarkan ucapan laki laki itu. "Betul sekali. Marcelino Setya Ganendra anaknya bapak Ganendra dan ibu Zrevlly selama ini lo ngerasa apa ke kita sampai baru ngomong mau pamer?" Jack menimpali.
"Anu gue keluar ya." ujarnya langsung melangkah dari sana, rasanya sampai tercekik berada di antara mereka.
"B aja." balas Marcel berbalik memutar kursinya.
"Pamernya ke dia bukan lo." katanya lagi, kini tatapan Zaydan penuh menyelidik. "Siapa sih." tanya laki laki itu dan dibalas hendikkan bahu oleh Marcel.
Kini decitan pintu kembali terdengar, salah satu anak Osis berjalan menghampiri laki laki itu. "Kamu nanti paling akhir ya buat penutupan acara." berujar seraya melihat kertas yang berada di tangannya, Marcel mengangguk setuju.
"Terusss...."
"Oh ini kamu kan nyanyi, nyanyinya dua lagu ya habis lagu pertama selesai kasih jeda atau apa gitu setelah itu lanjut lagu ke dua." jelasnya sambil memperlihatkan kertas itu kepada Marcel.
Melihat sebentar dan berdeham. "Oke." finalnya. Sorakan dan tepuk tangan langsung menggema diruangan itu, kapan lagi bisa mendengar laki laki bernyanyi di atas panggung. Sedikit penjelasan bahwa hari ini antara cowok dan cewek yang akan tampil digabung pada satu ruangan.
"Buset, lo ngefek banget ke mereka." ujar Keifan bertepuk tangan. "Tapi bagus deh bisa satu ruangan sama dekel cakep." itu Brayen.
"Udah itu aja dan nanti sebelum di panggil gue kesini lagi." ujarnya melangkah meninggalkan tempat itu.
"Andai gue duet sama lo, pamer banget nih gue ke bebep Elva." berujar berangan angan dan tersenyum manis yang begitu menjijikan bagi Keifan.
Izam yang tiba tiba berkata. "Pamer ke dia? Valerin?" membuat Jack memekik heboh. "OW OW OW SI VALERIN DEDEK EMES YANG ITU OW OW OW." langsung mengundang pasang mata menatap ke arah laki laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCELINO [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] @restii_09 __________________________________________________ Auranya, tatapan tajamnya, tindakan kebengisanya, sudah hal wajar bagi mereka yang melihat itu yang tidak wajar adalah terkena dari kebrutalan dia. Tidak a...