Chapter 55

959 38 1
                                    

====

Indonesia

Setelah beberapa saat tadi pesawat landing pada pukul 5.25 petang hari. Sahla, Haikal, dan Steaf langsung berangkat kembali untuk pulang ke rumah karena telah di tunggu Artha.

"Pak, saya nggak bakalan di marahin Bunda kan?" tanya Sahla yang khawatir ketika mobil semakin dekat dengan rumahnya.

"Nggak wajar kalo sampe nggak di marahin," sahut Steaf yang tengah bermain ponsel di jok depan.

"Paak, enggak 'kan?" Sahla menarik-narik kaos yang di pakai suaminya karena pria itu terlalu lama menjawab pertanyaannya.

"Nggak tau." jawab Haikal yang membuat Sahla bertambah khawatir dan sedih.

"Lindungi saya ya kalo bunda marah? Please ...," Sahla memohon bantuan perlindungan dari suaminya sembari menyatukan kedua tangannya.

"Nggak janji." balas Haikal.

Mendengar jawaban seperti itu, Steaf cekikikan sendiri tapi beda hal nya dengan Sahla yang bertambah sedih.

"Pak Haikal jahat!" Ketusnya.

"Kamu lebih jahat," balas Haikal yang langsung membuat Sahla tertampar dengan kalimat sependek itu.

Ia tahu ia jahat, sebab telah menyadari itu semua tadi malam. Ia juga telah berniat akan berubah menjadi istri idaman suaminya mulai malam ini.

"Maaf..." lirih Sahla sambil melepaskan tangannya dari kaos suaminya.

~~~

Di rumah Haikal, Artha dan suaminya tetap setia menunggu kepulangan anaknya sejak pagi tadi. Oh ya, mereka juga tak lupa menunggu kedatangan besannya yang beberapa menit lalu dihubungi. Sekarang ini Mereka berdua tengah duduk di sofa tanpa mengeluarkan sepatah katapun sembari memperhatikan gadis bermental kurang sehat yang tengah bermain bersama Anggi.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya orang yang mereka nantikan datang juga.

"Malam Tante, Om!" sapa Steaf penuh semangat saat baru saja memasuki rumah.

Artha spontan berdiri dan menanyakan keberadaan anak dan menantunya. "Di mana Haikal dan Sahla!?" tanyanya.

Steaf yang langsung bisa merasakan aura tak menyenangkan dari ibu temannya hanya bisa menjawabnya dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah pintu.

"Haikal!" Panggil Artha saat Haikal dan Sahla masuk secara bersamaan.

"Iya?" tanya Haikal dengan raut wajah bingung.

"Ceraikan Sahla!" perintah Artha yang membuat Sahla shock dan hampir terjatuh jikalau tidak ada Haikal di sampingnya.

"Ada apa dengan, Bunda? Tidak kah Bunda tahu jika aku sangat mencintainya?" tanya Haikal sembari menggenggam erat tangan istrinya.

"Dia selingkuh Haikal, selingkuh!" jawab Artha tegas. "Dia telah tidur dengan saudaramu, dia juga telah-"

"Aku tahu, tapi satu hal yang perlu Bunda ketahui, hal itu bukanlah masalah besar untukku," saat mendengar ucapan seperti ini dari suaminya tubuh Sahla langsung bergetar, Sahla sendiri tak menyangka jika perasaannya akan begitu tertampar di malam ini.

"HAI-"

"Aku menerima segala keburukannya karena dari awal Sahla memang belum waktunya menjalin rumah tangga. Sahla belum dewasa, Bunda. Di umurnya yang masih terbilang labil ini dia mau menyerahkan dirinya untuk menjalin hubungan yang akan aku dan dia jalani bukan 1 atau 2 tahun saja, tapi selamanya," potong Haikal saat Artha akan berbicara lagi. "Biarkanlah dia merasakan masa mudanya tanpa kekangan. Di umurnya ini selingkuh - perselingkuhan masih wajar di kalangan anak sekolah,"

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang