Chapter 27

1.1K 83 2
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

Hari demi hari sejak malam di mana Sahla memukul Haikal dengan guling itu, akhirnya hubungan mereka semakin membaik. Terlihat di hari ini, di mana saat matahari perlahan naik di bagian bumi yang Sahla pijakz mereka berdua tengah melakukan sarapan dengan masakan yang dibuat oleh Haikal.

Makanan yang mereka makan saat sarapan kali ini adalah nasi goreng dan kerupuk. Ya, orang kaya juga makan kerupuk kalau kalian ingin tahu. Mereka berdua saat makan mulutnya sama-sama tak berbicara, karena Sahla fokus dengan tontonannya di YouTube yang selalu ia lihat tatkala makan.

Sementara Pak Haikal, pria itu hanya fokus dengan makanannya agar cepat habis, walau sesekali matanya melihat ke arah wanitanya yang tak meliriknya sama sekali sejak tontonannya berputar.

"Dah selesai, Alhamdulillah." ucap Sahla sambil menjauhkan piringnya yang telah ia kosongkan.

"Enak?" tanya Haikal yang juga telah menyelesaikan makanannya.

"B aja sih,"

"Dih." balas Haikal sambil memberikan buah-buahan pencuci mulut kepada Sahla.

Sahla terkekeh sambil menerima pemberian Haikal. "Bapak hari ini ada jadwal apa dan di mana?" tanyanya.

"Gak ada jadwal di mana-mana, free."

"Ih, enak banget dong. Tukeran posisi yuk Pak! Bapak yang belajar, saya yang jaga rumah, gimana? Setuju gak?"

Haikal menggeleng. "Waktu buat kamu selesain belajar tuh masih lama,"

"Enggak! Habis ujian besok, saya gak akan belajar lagi, males."

"Emang kamu nggak mau kuliah?" tanya Haikal sambil terus memberikan buat ke Sahla dan sesekali ia memasukan juga ke dalam mulutnya.

"Enggak,"

"Gak boleh gitu dong. Wanita tuh juga kudu berpendidikan, gak boleh kalah sama laki-laki," ujar Haikal.

"Gak peduli. Apapun alasannya saya gak mau kuliah. Kuliah tuh terlalu merepotkan untuk saya yang sukanya rebahan, Pak," Jelas Sahla agar Haikal paham akan kondisinya.

"Kamu gak ada sesuatu yang ingin dicapai? Maksud saya nggak ada cita-cita gitu?"

"Waktu SD dulu sih, banyak. Cuma kalo sekarang, cita-citanya cuma 1 dan itu pun udah terwujud," Sahla nyengir dengan sangat bahagia.

Pak Haikal mengernyit bingung, karena ia tak melihat perubahan apapun pada hidup Sahla seperti yang telah di katakan wanita itu jika cita-citanya telah terwujud.

"Cita-cita kamu apa?" tanyanya pelan keheranan.

"Menikah dengan orang kaya. Kan sekarang saya udah menikah sama Bapak, dan harta Bapak secara gak langsung juga jadi harta saya, hehehe." jawab Sahla yang membuat tangannya malah mendapat keplakan pelan dari Haikal.

"Kalo saya jatuh miskin gimana!?" tanya Haikal yang serasa dimanfaatkan oleh Sahla walau sebenarnya itu bukan masalah besar baginya.

"Yaaa, berarti hubungan kita secara gak langsung, selesai," jawab Sahla diakhiri tawa.

Haikal merubah raut wajahnya menjadi sangat datar, kesal dengan jawaban Sahla.

"Gak-gak, Pak. Keknya saya tuh bakalan setia deh sama Bapak, hehehe." Sambungnya yang agak ragu juga saat mengucapkannya.

Haikal tersenyum tipis sambil menyentuh punggung tangan Sahla yang ia keplak tadi.
"Sahla, coba jelaskan sedikit tentang kamu, agar saya bisa mengenal dirimu secara lebih,"

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang