Chapter 47

789 49 8
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Selamat Membaca

===

"Basahi tubuh dulu, La. Nanti gatal-gatal badan lo," ujar Chandra pada Sahla yang tengah duduk di kursi mewah sambil melipat kedua tangan.

"Lo tuh mau bawa gue ke mana!? Bisa jawab gak sih hah?! Bisu lo!?" tanya Sahla mengabaikan ucapan Chandra.

"Honeymoon."

"Haa-?" Sahla jelas langsung terperangah mendapatkan jawaban seperti itu dari Chandra. "Eh lo, lo jangan gila ya!" Sambungnya sambil mengangkat tangan dan menunjuk pria di depannya dengan jari telunjuknya sebagai peringatan agar tidak bicara ngawur.

Chandra menghela napas panjang tanpa melepas tatapannya ke arah Sahla. "Ya kagak lah, La. Gue juga masih ingat batas," balasnya sok iya.

"Hiih!" Geram Sahla dengan tatapan melotot tak bersahabat.

Chandra terkekeh pelan sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuk yang ia tekuk juga sambil menoleh ke arah jendela secara sekilas saat melihat ekspresi kesal Sahla yang menggemaskan seperti kucing sedang marah.

"GAK ADA YANG LUCU! GAK USAH KETAWA!" peringat Sahla masih dengan melotot sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Enggak lucu kok, iya nggak lucu," balas Chandra yang telah menghentikan tawanya. "Sahla duduk lagi yaa? Capek nanti kalo berdiri terus," sambungnya.

"Nggak mau!" Tolak Sahla melengoskan wajah tak mau menatap Chandra sambil melipat tangannya ke dada.

"Kena-?"

"NGGAK MAU YA NGGAK MAU, JANGAN MAKSA!" Potong Sahla atas ucapan Chandra.

"Heumm iya deh, terserah Sahla aja." balas Chandra beberapa detik sebelum akhirnya makan malam mereka diantarakan beberapa pramugari. "Waaah, enak nih kayaknya," ujarnya saat melihat tampilan indah yang disuguhkan koki atas makan malamnya yang membuat Sahla sedikit melirik ke arah makanan tadi karena tergoda dengan wanginya.

Sahla menelan salivanya susah payah sambil menurunkan tangan yang tadi ia lipat ke arah perutnya.

"Silahkan dinikmati Tuan muda, Non Sahla." ucap sang pramugari sambil tersenyum manis setelah banyaknya makanan yang terseji di atas meja.

Chandra mengangguk sambil mengucapkan rasa terimakasihnya, bersamaan dengan Sahla yang kembali melengoskan wajah juga melipat tangan ke dada seperti semua.

"Duduk sana, makan dulu!" suruh Chandra pada Sahla.

"Gak!"

"Ya udah deh kalo gak mau, kebetulan emang gue lagi lapar banget. Bisa nih kalo dihabisin sendirian," ujar Chandra sambil memilih makanan yang akan ia makan terlebih dahulu.

Sahla hanya mendesis sambil memutar malas kedua bola matanya.

Benturan antara piring dan sendok mulai terdengar ditambah suara sok menikmatinya Chandra ketika menguyah secara perlahan makanan yang tersedia di sana.

"Eeum, enak banget nih makanan." ujar Chandra sedikit keras untuk menggoda nafsu Sahla supaya ikutan makan. Tapi walau sebenarnya Sahla tergoda, rasa kesalnya masih lebih besar daripada rasa laparnya.

"Neng Sahla gak mau ikut makan nih?" tanya Chandra sebelum memasukan daging ayam super lembut ke dalam mulutnya.

"Ck ish, ini kapan nyampenya sih?" gumam Sahla sembari menoleh ke arah jendela di sampingnya.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang