Chapter 43

809 50 6
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Selamat Membaca

===

"Selamat pagi, Cantik!" sapa Haikal yang tengah menuruni anak tangga sambil melihat Sahla yang telah berada di meja makan terlebih dahulu.

"Pagi juga," balas Sahla sambil bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri pria di depannya yang juga tengah berjalan ke arahnya.

"Pagi-pagi lesuh amat nih wajah," Haikal menoel ujung hidung Sahla ketika wanita itu sudah berada di depannya.

"Ngantuk bangeeet, tadi malam insomnia," balas Sahla dengan suara malas sembari melingkarkan tangannya ke perut Haikal.

"Insomnia apa sengaja begadang, heum?" lirih Haikal sembari mengusap-usap pelan punggung istrinya.

"Begadang, hehehe." Sahla yang saat ini merasakan rasa ngantuk yang teramat sangat memejamkan matanya dengan sangat nyaman di posisi pelipis kanannya menempel di dada sang suami.

"Cuci muka dulu sana! Biar ngantuknya ilang,"

"Udah, tapi masih ngantuk,"

"Trus gimana dong biar nggak ngantuk lagi?" tanya Haikal dengan ujung bibir yang ia tarik ke bawah.

Sahla menghela napas panjang sambil melepas pelukannya juga tak ketinggalan untuk ikut-ikutan menarik ujung bibirnya ke bawah. "Izin gak sekolah buat tidur ya? heheh."

"Heum," Haikal tersenyum rada kecut sambil menggeleng pelan beberapa kali.

"Boleh?" tanya Sahla yang masih saja mengajukan pertanyaan setelah diberi jawaban penolakan seperti tadi.

"Enggak boleh, Cantik. Kamu harus tetap sekolah, hari ini aku ngajar loh," Haikal menarik pelan tangan Sahla untuk pergi menuju meja makan.

"Sekolah terus ih, gak enak tauk. Enakkan juga nik- eh tapikan gue dah nikah, ck ah," dumel Sahla lirih yang masih bisa terdengar jelas oleh Haikal .

"Kalo sekarang kamu mau kita bareng-bareng bikin Haikal junior, aku gak ada alasan lagi untuk tidak memberi izin absen hari ini,"

"Sekolah aja deh. Kapan-kapan aja bikinnya," tolak Sahla tanpa pikir panjang sambil melepaskan tangannya dari Haikal, karena dirinya ingin segera duduk.

"Nanti malam gimana, mau?" Sebelum Sahla benar-benar duduk di kursi, Haikal memeluk leher wanita itu terlebih dahulu dari belakang.

"Kita sarapan dulu ya? Keburu telat nanti." balasnya yang membuat Haikal mengangguk lesu sembari memisahkan tangan yang mengalungi lehernya, dan lalu pria itu duduk di samping kirinya.

Mereka berdua lalu sarapan bersama dengan menu apa adanya yang hanya berisikan susu putih, roti, dan selai. Selesai sarapan pun mereka langsung bergegas pergi ke garasi untuk mengambil mobil dengan mulut yang tak banyak membicarakan sesuatu.

~~~

Gerakan santai tengah Chandra lakukan saat mengayunkan kakinya menuruni anak tangga di bawah atap rumah yang sekarang ini hanya dia sorang penghuninya, karena sang pemilik asli telah pergi menjalani rumah tangganya sendiri dengan wanita yang mengganggu pikirannya belakangan ini.

"Sekolah dulu, pulang nanti baru samperin doi." gumamnya.

Mengandalkan motor mahal yang tak terlalu ia agung-agungkan, Chandra meluncur ke sekolahnya mengendarai kendaraan itu dengan perut kosong karena malas jika harus sarapan terlebih dahulu sebelum sekolah.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang