Chapter 36

899 60 8
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

"Lo yakin rencana kita bakalan berhasil?" tanya Reo pada El saat ia dan 2 temannya itu sedang nongkrong di warung pinggir jalan.

El mengangguk sambil meraih ponselnya yang ia letakan di meja untuk mengangkat panggilan masuk. "Sahla." lirihnya lalu segera berdiri untuk menjauh dari temannya.

📞 Anda: Hallo?

📞 Sahla: ....

📞 Anda: Nggak. Kenapa?

📞 Sahla: ....

📞 Anda: Oke

Tut!

"Ngomong apa dia?" Raga melempar pertanyaan pada El sambil membuka bungkus rokok yang tadi Reo beli.

El menggeleng tak mau menjawab pertanyaan Raga, dan setelah itu ia pun langsung pamit untuk pergi ke suatu tempat. Raga dan Reo yang tak ingin melontarkan tanya alasan temannya tiba-tiba pergi, hanya mengangguk mengiyakan saja sebagai balasan atas pamitnya El.

"Tak lama lagi drama antara El dan anak itu akan segera berakhir," ucap Raga sambil menghidupkan rokoknya.

"Berakhir dengan mengorbankan pemeran utama yang tak tahu apa-apa." Sambung Reo menatap punggung El yang semakin bergerak menjauh.

Mereka berdua lalu terdiam memikirkan rencana gila yang belum benar-benar matang dibuatnya namun harus segera dilaksanakan agar masalah temannya cepat terselesaikan.

~~~

Beruntung Haikal masih terlelap di alam mimpi yang membuat Sahla bisa segera pergi menemui El untuk mengkonfirmasi benar tidaknya cerita Ariel tadi. Ia pergi hanya bermodal jalan kaki karena tempat temu mereka berdua berada di sekitar restoran yang tak jauh letaknya dari kompleks Sahla. Sahla memilih tempat itu juga, agar jikalau Haikal nanti mencarinya, ia tidak perlu khawatir akan pulang terlalu terlambat.

Sahla yang jarang berolahraga pun membuat napasnya tersengal-sengal disetiap langkahnya menuju tempat tujuan.

"Huuuh, entah apa yang bakal gue dapetin dari mencari kebenaran ini. T-tapi gak papa lah, yang penting gue dapet scene orang mayan beguna di sini, huh." Sahla mempercepat langkahnya dengan senyum lebar karena kalimat yang baru saja ia katakan, menurutnya sangatlah keren dan harus menjadi motivasi untuk bergerak cepat saat menyelesaikan masalah.

Setelah keluar dari kompleksnya, di sebarang jalan Sahla melihat El yang telah sampai duluan, saat ini cowok itu tengah minum es teh manis kemasan plastik dan pisang goreng yang dipegangnya di tangan kiri.

"Ya Allah, berikanlah Elvano Azura kekayaan yang banyak agar bisa makan enak di restoran bintang lima dan jikalau nanti Sahla bercerai dengan Pak Haikal, dia bisa menjadi incaran Sahla selanjutnya dan selamanya, aamin, eh?" Selesai berbicara seperti itu Sahla langsung menepuk-nepuk pelan bibirnya, karena sadar ucapan buruk tentang berlangsungnya rumah tangganya baru saja terucap secara sembrono.

"Jangan ijabah omongan Sahla yang terakhir Ya Allah, hehehe." Selanjutnya ia langsung pergi ke seberang jalan untuk menghampiri El yang masih menikmati makanan dengan tenang.

"Hey El!" sapa Sahla ketika sudah berada tak jauh lagi dari El.

El menoleh ke samping sambil melahap suapan terakhir dari pisang gorengnya. Ia mengunyah sembari tersenyum tipis sebagai tanda sapaan balik untuk wanita yang mengajaknya temu sore ini. "Apa kabar?" tanyanya basa-basi sambil membuang kemasan bekas es tehnya ke kotak sampah.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang