Chapter 48

798 53 10
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Selamat Membaca

===

Mata Sahla terbelalak takjub melihat pemandangan malam kota Beijing yang penuh gemerlap bintang di atas langit sana, juga lampu-lampu cantik yang menghiasi jalanan panjang yang bisa dilihat jelas dari balkon kamarnya yang berada di lantai tujuh. Benar, pesawat yang tadi ia tumpangi bersama Chandra sudah landing sejak 2 jam lalu dan sekarang ini mereka berdua berada di hotel dengan kamar sama.

Bukan atas dasar kemauan Sahla mereka berdua bisa berada di satu tempat yang sama, melainkan karena wanita itu mendapat ancaman dari Chandra yang mengatakan tak mau membiayai kebutuhannya selama berada di sini jika menolak untuk tinggal 1 kamar. Yaaa daripada luntang-lantung di negeri orang, Sahla pun hanya bisa mengiyakan perkataan Chandra.

"China bagus ya," lirih Sahla yang mengedarkan pandangannya ke sana ke mari. "Tapi, sayangnya yang bawa gue ke sini bukan Pak Haikal," sambungnya saat tiba-tiba saja ia mengingat suaminya.

"Pak Haikal lagi apa ya di rumah?" tanyanya pada diri sendiri sembari mendongak menatap bulan yang di sekelilingnya terdapat banyak bintang. "Ck, palingan dia udah tidur."

Sebelum mengakhiri sapaannya pada kekaguman dkarena telah berada di negeri yang ia dambakan, Sahla menghela napas panjang sambil membalikan badan ke arah ranjang kamar yang langsung bisa dilihat dari tempatnya berdiri saat ini.

Setelah berada di dalam kamar, Sahla menatap malas keberadaan Chandra yang telah terlelap di atas ranjang sejak 1 jam lalu sehabis mereka berdua kembali dari makan malam di bawah.

"Aman gak ya kalo gue tidur di situ?" tanya Sahla saat melihat bagian sisi ranjang tepat di samping Chandra yang masih kosong.

"Dahlah, gue dah ada suami. Sekalipun gue ragu kalo udah jatuh cinta sama dia, lebih baik gue hargai perasaannya, kan kasian kalo hatinya gue bikin sakit mulu," sambil berjalan ke arah sofa Sahla melanjutkan ucapannya. "Mana ... dihatinya ada nama gue lagi, yakali gue injek-injek tempat istimewa yang di tempat itu jarang banget ada orang yang mau ngasih letak nama gue di dalamnya."

Memang sangatlah benar apa yang seharusnya Sahla lakukan saat berada jauh dari suaminya seperti saat ini. Dia memang harus menghargai perasaan suaminya dengan tidak terlalu dekat lagi dengan pria lain.

"Oke, first time setelah sekian lama menikah dan malam ini tidurnya gak ada yang meluk. Huh, tapi semoga tetep bisa tidur nyenyak." ucap Sahla sambil memposisikan dirinya tiduran di atas sofa tanpa selimut juga tanpa bantal.

~~~

Tidak jauh dari keberadaan Sahla dan Chandra saat ini, tepat di lantai atas kamar yang mereka berdua sewa, ada seorang cowok yang tengah duduk diatas ranjang sembari menonton siaran tv setempat ditemani secangkir kopi hangat.

"Sungguh nasib buruk lagi sikap tak pantas bagi seorang pria yang benar-benar mencintai dan menjaga harga diri serta perasaan pasangannya sekelas Haikal tetap mempertahankan wanita tak tau diri seperti istrinya itu," ucapnya tiba-tiba saat tak sengaja mengingat apa yang telah diperbuat 2 manusia tak berperasaan yang berada di lantai bawah kamarnya.

Walaupun cowok tadi tengah menonton tv yang seharusnya pikirannya fokus akan apa yang dia lihat, dia malah tidak bisa sama sekali, bukan karena banyak alasan, melainkan karena tidak paham dengan bahasa yang media beritakan.

"Kasian dia, udah sering banget disakiti masih aja mau mempertahankan model wanita kayak gitu. Naif sekali dia soal cinta." ujarnya yang miris kepada nasib mantan kepala sekolah sahabatnya.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang