Chapter 33

975 70 11
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

"Sebenarnya kita mau ke mana sih, Pak?" tanya Sahla setelah hampir setengah jam lalu Haikal mengemudikan mobil namun belum juga temu titik hentinya.

"Ke rumah orang tua saya," jawab Haikal diakhiri menguap disela-sela fokusnya mengemudikan mobil.

"Beneran?!" tanya Sahla shock.

Haikal mengangguk sambil menguap lagi.

"Aduh, kira-kira orang tua Bapak bisa menerima hubungan kita tanpa cinta ini gak ya, Pak?" Sahla mulai khawatir karena otaknya langsung memikirkan kemungkin-kemungkinan yang akan terjadi pada pertemuan mendadaknya ini dengan sang mertua.

Ciiit!!

Decitan ban saat Haikal tanpa sadar mengerem mendadak mobilnya di tengah jalan, karena ucapan Sahla barusan. Tapi untungnya ia menghentikan tepat pada saat lampu merah menyala.

"Biasa aja dong Pak! Santai! Kenapa sih ah?!" Kesal Sahla sebab kepalanya hampir terjerungup ke dashboard jika saja tadi ia tidak memakai safetybelt.

"M-maaf."

"Maaf-maaf terus!" cibir Sahla yang membuat Haikal menelan salivanya susah dengan dada yang bergemuruh.

Rasa ngantuk yang tadi menyelimuti Haikal lenyap begitu saja digantikan dengan perasan sedih ketika mengingat istrinya belum membalas cintanya.

"Maaf." balas Haikal melirih sambil membuang mukanya ke luar jendela, daripada harus menatap Sahla yang membuatnya semakin sedih.

Ya, ternyata selemah ini lah perasaan Haikal terhadap wanita yang telah tertuliskan namanya di relung hati. Ditambah akhir-akhir ini ia semakin bucin dengan Sahla. Bisa dibayangkan kan, betapa sedihnya Haikal hanya karena perkataan istrinya tadi?

"Malah ngomong maaf lagi." gumam Sahla sambil memutar malas kedua bola matanya.

"Sahla, kamu... beneran nggak suka saya?" tanya Haikal yang malah menggali luka di hatinya sendiri.

"Ya,"

"Ya apa?" tanya Haikal lagi sambil menoleh menatap Sahla yang ternyata sedang bermain ponsel.

Sahla menghembuskan napasnya kasar sambil menatap balik Haikal. "Ya tentu saja saya nggak suka Bapak, yakali, ieuh."

Tahan, Haikal!

Tahan! Seiring berjalannya waktu, Sahla pasti akan memiliki perasaan yang sama sepertimu. Pikir Haikal yang berharap datangnya keajaiban dengan dicintai balik oleh istrinya.

"Kalo kamu nggak suka, kenapa waktu itu tidak menolak untuk menikah dengan saya?"

Lagi, setelah tadi pikiran menahannya untuk bersabar akan datangnya masa di mana Sahla akan memiliki rasa yang sama dengannya. Tapi mulut sudah tak selaras dengan otak, tak bisa ditahan lagi Haikal kembali melontarkan pertanyaan yang hanya akan memberi rasa sakit pada tempat yang ia percayai sebagai wadah penyimpanan semua rasa indah tentang segala sesuatu dari wanita di sampingnya.

"Gabut aja sih. Pen nyari pengalaman baru."

Jleb!!

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang