Chapter 16

1.1K 95 13
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

"Assalamu'alaikum!" salam Dirga saat akan masuk setelah 1 detik Sahla bengong terheran-heran

"Wa'alaikumussalam." jawab semua tamu yang ada di rumahnya.

"Pak? Bapak kok ada di sini?" tanya Sahla sambil berjalan selangkah maju untuk benar-benar bisa dikatakan masuk dalam rumah.

"Sahla kenal dia siapa?" tanya Winda shock.

"Guru di sekolah dia, Maaa."

Mulut Winda langsung ternganga tak percaya mendengar jawaban dari anaknya itu.

"Calon menantu Bunda masih SMA, Kal?" tanya ibunda Pak Haikal yang bernama Artha dengan wajah serius.

"Iya Bunda." jawab Pak Haikal sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya ampun, bisa-bisanya kamu mau nikahi anak yang ujian kelulusannya aja belum dia pikirkan," ujar Artha tak habis pikir pada anak cowoknya.

"Habisnya, dia tadi maksa buat aku nikahi," balas Pak Haikal pelan.

"Emang saya kapan maksanya, Pak?" tanya Sahla yang kebetulan mendengar ucapan Pak Haikal.

Pak Haikal mendongak ke samping sambil menujukan wajah datarnya pada Sahla. "Yang di DM tadi."

"DM?" beo Sahla tak ingat plus tak paham sambil membuka instgaramnya untuk membuktikan benar tidaknya ucapan gurunya itu. "Hah, ini gue kagak maksa dia. Napa dia ngadi-ngadi." gumam Sahla saat ia membaca ulang DMnya.

"Assalamualaikum!" salam Deno yang akhirnya sampai di rumah setelah sedari tadi Winda menunggunya.

"Wa'alaikumussalam." jawab semua orang yang sekarang berada di ruang tamu selain Sahla, karena gadis itu sedang memikirkan sesuatu.

"Waaah ada tamu ya," ujar Deno sambil menyalami satu persatu tamunya.

"Gurunya Sahla sama orangtuanya, Pa." ucap Winda yang memberitahu suaminya.

"Oooh, gurunya Sahla ternyata," balas Deno sambil duduk di sofa tunggal. "Ada apa ya Pak? kok tumben banget gurunya Sahla main ke sini." Sambung Deno sambil menghadap ke arah tamunya.

"Saya mau nikah sama Bapak, Pak. Sekarang juga gak papa." ucap Sahla pada Pak Haikal secara tiba-tiba, yang membuat semua orang spontan menoleh ke arahnya.

"Astagaaa yang bener aja lo, Kak?!" sahut Ariel yang muncul dari arah tangga.

"Iya beneran,"

"Sekolah lo gimana? Terus, ck pikirin masa depan lo hey!" ujar Ariel sambil menuruni anak tangga satu persatu dengan tujuan mendekati kakaknya.

"Udahlah gak papa. Lagian Pak Haikal cakep, kaya, dan terpelajar kok. Dan ya, ujung-ujungnya besok juga gue bakalan kawin. Tapi kalo nanti gak dapat jodoh kayak dia, rugi sendiri gue malahan." ujar Sahla dengan sangat santai yang membuat Winda, Deno, dan Ariel bingung setengah mati dengan gaya pikirnya.

"Sejujurnya Dirga setuju dengan ucapan Sahla, Ma Pa. Tapi, selagi Pak Haikal gak ada niatan hamili Sahla sekarang ya gak papa." timpal Dirga yang juga menampilkan ekspresi santai.

"TUNGGU-TUNGGU! APA YANG SEBENARNYA SEDANG KALIAN BICARAKAN?!" tanya Deno pada seluruh orang yang ada di rumahnya sambil berdiri kembali.

Pelan-pelan Winda menggeser tubuhnya mendekati Deno untuk menjawab pertanyaannya. "Gurunya Sahla datang buat nikahi anak kamu," ucapnya pelan di dekat telinga Deno.

"Apa!? Nikah!?" tanya Deno sambil menatap istrinya bingung.

"Iya nikah, sekarang juga." jawab Winda.

Deno terbengong sejenak sebelum mengucapkan sesuatu yang membuat Ariel akan kehilangan kakak perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi.

"Waaah bagus-bagus. Ayo kita laksanakan sekarang juga. Persyaratannya udah siap semua kan?"  tanya Deno pada keluarga Pak Haikal.

"Sudah Pak." jawab Pak Haikal sembari berdiri dan memberikan senyuman indahnya pada calon mertuanya, diikuti bunda dan ayahnya yang sedari tadi menyimak, karena orang tua Pak Haikal termasuk orang tua yang tak banyak omong seperti orangtuanya Sahla.

Bruk!

Seketika itu juga Ariel pingsan di tempat, karena tak kuat menahan keanehan keluarganya. Entah bagaimana Tuhan membuat jalan pikir keluarganya sebenarnya, ia sungguh tak tahu. Ia harap setelah bangun nanti semuanya hanyalah mimpi buruk yang takkan pernah menjadi nyata. Ya, ia sangat berharap akan itu.

~~~

Malam harinya, seperti tak pernah terjadi apa-apa, keluarga Sahla melakukan aktivitas seperti biasa. Di mana Deno asik menonton berita, Winda sibuk ghibah dengan teman-teman arisannya di dalam grup WhatsApp, Dirga sibuk membaca buku, Sahla sibuk menonton drama, dan Ariel sibuk tak sadarkan diri sejak sore tadi.

Sementara itu, keluarga Pak Haikal sudah pulang sejak sore tadi. Lebih tepatnya 30 menit setelah pria berumur 25 tahun itu mengucap ijab kabul. Ya, Sahla dan Pak Haikal sungguh-sungguh telah sah menjadi suami istri.

Namun walau begitu, mereka berdua tidak terlihat layaknya suami istri yang tinggal bersama dalam 1 atap. Ya, karena itu juga permintaan kecil dari Sahla. Sahla belum berani jika hubungan mereka diketahui oleh banyak orang, biarkan saja waktu yang mengungkap segalanya.

Sejujurnya, cara pernikahan yang telah Sahla lakukan itu adalah cara yang selama ini bocah itu idam-idamkan. Dari yang chat awalnya hanya candaan berubah menjadi kenyataan. Sungguh gila, namun luarbiasa.

"SAHLAA! PAPA MINTA TOLONG ARIELNYA DI CHECK DULU SAYANG, SIAPA TAHU DIA UDAH BANGUN!" teriak Deno dari lantai bawah.

Sahla yang malas membalas ucapan Deno langsung pergi ke kamar adiknya, meninggalkan aktivitasnya sejenak demi perintah papanya. Di depan kamar Ariel, Sahla mengetuk pintu terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan akan privasi seseorang. Tahu pintunya tak akan dibuka oleh pemiliknya, ia kemudian langsung masuk saja.

"Riel! Udah bangun belom lo?" tanya Sahla sambil berjalan mendekati Ariel.

"Riel banguuun! Betah amat pingsannya. Jan kek mayat deh, buruan bangun! Belum makan juga kan lo?" Sahla menggoyangkan kaki Ariel sampai tiba-tiba tubuh si empu mengeluarkan reaksi berupa mata yang tiba-tiba melotot.

"Kenapa lo Riel?"

"Kak?!" Ariel berusaha duduk saat menyadari keberadaan Sahla ada di kamarnya.

"Lo pingsan apa tidur dah? Lama amat," ujar Sahla sambil menutupi mulutnya yang menguap.

"Kak, gue mimpi buruk. Masa gue mimpi lo nikah sama Pak Haikal," ucap Ariel setelah cowok itu mengusap-usap wajahnya untuk menghilangkan kantuk.

"Oh my gosh, mimpi lo buruk banget Riel!" balas Sahla dengan dibumbui akting shock.

Ariel mengangguk beberapa kali, lalu mengusap-usap dadanya. "Untungnya cuma mimpi, kalo aja beneran terjadi dahlah, masa depan lo serahin aja sama Tuhan. Pak Haikal nggak bakal bisa jadi suami yang baek buat lo."

Sahla mengangguk setuju, lalu tak lama kemudian ia pergi dari kamar adiknya untuk melapor kepada papanya jika Ariel telah bangun. Dan setelah itu, ia langsung kembali melanjutkan aktivasinya tadi.

"Astagaaa, gak nyangka banget gue udah jadi istri orang." gumam Sahla di sela-sela langkahnya kembali ke kamar.























===

KALO MENURUT KALIAN CERITA INI ANEEEH BANGEEEET 😂 OUT AJA GAK PAPA, SUMPAH AKU SUKA ALUR YANG KEK GINI, ALUR YANG GAK JELAS DARI AWAL SAMPAI AKHIR😂😂😂

15 SEPTEMBER 2020

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang