Chapter 32

1K 68 3
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

Menjelang matahari terbit, setelah mencuci muka dan shalat subuh, Sahla pergi ke lantai bawah untuk memeriksa kondisi adiknya yang mungkin sudah jauh lebih baik dari semalam. Tapi, saat akan menuruni tangga, ia melihat ada Haikal yang duduk membelakanginya sambil memeluk guling.

Sahla mengedikan bahu acuh, tanpa mau pikir panjang ia berjalan menuruni tangga melewati suaminya begitu saja.

"Gara-gara kamu saya nggak bisa tidur," celetuk Haikal menyalahkan Sahla, saat wanita itu baru saja akan menepak ke lantai satu.

Sahla berhenti sejenak sambil mengernyit bingung, sebelum mengedikan bahu lagi lalu melanjutkan jalannya.

"Saya nggak bisa tidur gara-gara kamu! Tanggung jawab!" Haikal kembali merajuk seperti tadi malam sambil berdiri dengan tangan yang masih memeluk guling.

"Tanggung jawab Sahlaaa!! Jangan diam aja!" Haikal berjalan ke arah Sahla dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Berisik banget sih nih laki." Masih dengan rasa tak peduli, Sahla terus berjalan ke kamar Ariel.

Haikal berlari mengejar Sahla, karena bosan terus menerus diabaikan. Sesampainya di depan wanitanya, tersetting secara manual, bibirnya maju begitu saja dengan komuk yang kesal.

Sahla yang melihat kondisi kepala Haikal sangat berantakan dengan mata panda yang tercetak jelas, mata memerah, dan rambut acak-acakan menelan salivanya, sebab bisa-bisanya dikondisi seperti ini ketampanan suaminya malah meningkat berkali-kali lipat.

Peletnya kuat juga nih guru.

"Maaf," satu kata yang keluar dari mulut Haikal ketika telah berhadapan dengan Sahla.

Sahla menatap Haikal datar walau aslinya ingin loncat-loncat kegirangan, karena emosi baik mulai kembali muncul ke dalam hatinya setelah melihat wajah menggemaskan pria itu.

"Maaf, maaf, maaf. Saya gak akan larang-larang kamu lagi buat main sama El atau siapapun temen cowokmu itu, maaf, maaf banget." Mohon Haikal sungguh-sungguh.

Sahla hanya terfokus ke ekspresi suaminya, sebelum akhirnya membalas ucapan pria itu.

"Gak!"

"Aaaa ... maafin saya Sahla," rengek Haikal sedikit memaksa tapi tak lagi mengikuti Sahla yang kembali berjalan.

"Gak akan!"

"Yaudah kalo kamu belum maafin saya. T-tapi cepat berikan jatah saya tadi malam yang belum sempat kamu berikan. Saya tuh ngantuk bangeeet, tapi nggak bisa tidur,"

"What do you mean!?"

Spontan Sahla memutar tubuhnya heran, karena biasanya juga pada malam-malam sebelumnya, Sahla dan Haikal tidak melakukan apa-apa, terkecuali jika dalam keadaan lelapnya Haikal mengusilinya.

Haikal merentangkan kedua tangannya yang otomatis gulingnya terjatuh, ia lalu berjalan sedikit cepat ke arah Sahla, dan tak lupa juga lagi-lagi ia memajukan mulutnya beberapa centi.

"I mean, I want you to hug me before I go to sleep,"

"Huh, peluk Bapak? Impossible! Saya nggak mau!" Tolak Sahla lalu berlari secepat mungkin ke kamar Ariel menghindari Haikal yang ingin menyentuhnya.

Brak!

Gebrakan keras yang dihasilkan Sahla karena menutup pintu secara kasar, membuat Haikal perlahan menurunkan tangannya. Ia menghela napas kasar.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang