Chapter 4

2K 147 12
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading

Bertumpu pada lengan kirinya, Sahla merebahkan kepalanya di atas meja yang ada di balkon kamarnya disaat hujan tengah mengguyur wilayah jabotabek, hanya untuk memikirkan tawaran lomba abangnya.

Satu hal yang membuat Sahla tak habis pikir, abangnya tau jika dia bodoh dalam hal akademik maupun non akademik, juga sih. Tapi, kenapa syaratnya harus ikut lomba dan menjatuhkan pilihannya pada matematika segala sih? Ini gila! Sahla bisa gilaaa.

Sebenarnya ada beberapa mata pelajaran pilihan yang dilombakan di kampus abangnya besok, diantaranya Sejarah Indonesia, Fisika, Kimia, dan Biologi. Sahla juga sebenarnya sempat memilih mapel Sejarah. Tapi abangnya tidak setuju dan malah mengatakan ....

"Lombanya ngambil matematika aja, biar kamu sekalian belajar rumus kehidupan, karena di dunia ini segalanya diperhitungkan. Termasuk apa yang kamu lakukan kemarin, sekarang, dan esok."

Sahla membenarkan apa yang abangnya ucapkan, namun otaknya yang sudah tercemar polusi cogan tak mampu menerima kenyataan menyedihkan ini di mana ia harus berusaha memahami matematika hanya untuk laptop dan wi-fi gratis agar bisa memulai menjadi penulis, mungkin. Sebab alasan utamanya mengatakan ingin menjadi penulis itu hanya omong kosong belaka agar ia bisa menonton drama secara leluasa lewat monitor yang lebih besar.

Sahla menghela napas panjang sambil mengecek notif yang baru saja masuk ke ponselnya, notifikasi yang membuat layar awalanya padam menjadi hidup.

haikalxy1991 mulai mengikuti anda.

Sahla mengernyit saat mendapati username yang mirip nama gurunya tiba-tiba memfollow akun instagramnya.

haikalxy1991 mengirim anda pesan
Follback!!

Sahla yang mendapati pesan sekata dari follower baru tadi, mempunyai keinginan untuk stalking akun tadi. Namun tiba-tiba ....

Klip!!

Spontan mata Sahla melotot dan buru-buru ia mematikan ponsel, lalu secepat kilat berlari masuk ke dalam kamar setelah mendapat sinyal akan ada petir yang menyambangi gendang telinganya.

Duar!!

"Kyaaa!" teriaknya histeris sambil melompat ke kasur. "Kyaaa, setaaan!!" Sambungnya histeris juga, karena tiba-tiba ada seseorang yang menariknya untuk tidur bersama.

"Diem deh, Kak. Penging nih kuping gue!" kesal seorang cowok yang tak lain dan tak bukan adiknya sendiri.

Langsung saja Sahla memukul kepala Ariel bertubi-tubi menggunakan bantalnya. "Heh, anak pungut! Bego bet lo ya. Pindah ke kamar sendiri sana!" usirnya.

"Kamar gue bocor, Kak." balas Ariel malas.

"Makanya sediain no drop no bocor-bocor sebelum ujan," balas Sahla melirih.

"Aaah, malam ini gue numpang bobo di sini ya? Semalam aja, masa ya gue tidur di kasur yang basah,"

"Tidur di kamar tamu sana!"

"Serem, Kak."

"Sereman lagi kalo mantan tiba-tiba ngasih surat undangan," balas Sahla tak nyambung.

"Kek punya mantan aja lo,"

"Heh! Huang JunJie, Lin Yi, Kriss Wu, -...,"

"Serah lo dah, Kak. Ngehaluu terus sampe lo lupa berkaca pada kenyataan," potong Ariel yang membuat Sahla terdiam tiba-tiba.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang