Chapter 2

2.8K 174 13
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading


"Capek sama aus banget gue, Kak," keluh cowok yang tiba-tiba bersandar di bahu kakaknya yang tengah makan cilok sewaktu jam istirahat ditemani pacar halunya yang berada di layar ponsel.

"Ambil air mineral tuh di kulkas," balas kakaknya tanpa menoleh ke adiknya, karena ia sedang fokus memperhatikan orang akting di dalam ponselnya.

"Ambilin dong, Kak. Pegel banget kaki gue, abis lari sama bersih-besih perpus,"

"Jan males, ambil sendiri!"

Cowok tadi yang tak lain dan tak bukan Ariel lah orangnya, menegakan tubuhnya sendiri yang tadinya bersandar di pundak Kakaknya. Ia pun menghembuskan napas panjang lalu memutar kedua pundak Sahla tanpa aba-aba.

"Iya-iya, ngerepotin Kakak aja lo anak pungut!" kasal Sahla karena Ariel terlalu mengganggunya.

"Muah-muah deh sama Kak Sahla sayang!" seru Ariel saat Sahla mulai berjalan menuju kedai minuman yang letaknya tak begitu jauh dari kursi tempatnya duduk.

"Najiz." lirih Sahla sambil seakan-akan ingin muntah.

Ariel terkekeh pelan sambil menyomot ponsel kakaknya yang tergeletak di atas meja. Halaman ponsel Sahla yang tadi berada di aplikasi khusus menonton drama langsung Ariel ganti ke aplikasi game, game Talking Angela lebih tepatnya, karena Kakaknya itu tak begitu suka bermain game online. Tapi tiba-tiba saja secara tak sengaja matanya menangkap pemandangan surgawi disaat kelaparan.

Glek!

Jakunnya naik turun saat hidungnya mencium aroma nikmat dari cilok kakaknya yang masih banyak.

Ariel menoleh ke arah kakaknya yang telah selesai membeli minuman dan akan kembali lagi dengan jalan sambil menunduk mengamati tulisan yang ada di botol minuman. Entah lah, Ariel tak tahu apa motivasi cewek yang jarang membaca itu sampai-sampai mengamati tulisan yang ada di botol minumannya.

"Ehem, kak Sahla minta ciloknya boleh?" tanya Ariel pada dirinya sendiri sebelum Kakaknya sampai ke tempatnya.

"Boleh kok, ambil aja sana! Nanti Kakak bisa beli lagi,"

"Eh makasih banyak lho kak, tumben baik,"

"Iya sama-sama."

Tanpa babibu lagi, setelah selesai bermonolog itu Ariel langsung melahap cilok kakaknya yang rasanya sangatlah enak. Namun sayangnya tak lama kemudian ....

Dug!

"Awwss ...," ringis Ariel spontan mengusap kepalanya yang tiba-tiba ditipuk dengan botol minuman dingin setelah ia menghabiskan beberapa butir cilok.

"Kok kebiasaan banget sih lo makan makanan gue, hah?!" tanya Sahla marah.

"Huh, ngotak napa sih! Bisa-bisanya lo nipuk pala gue seenak jidat!" kesal Ariel sambil menatap Sahla dengan tatapan sengit. "Dan ya kalo lo lupa, gue ingetin lagi, tadi pagi lo ambil coklat gue tanpa ijin dulu' kan? Yakan?! Ngaku deh lo!"

"Bisa sopan gak lo sama kakak sendiri, hah!?" bentak Sahla.

Ariel melengkungkan kedua ujung bibirnya ke bawah sambil mengekspresikan mata berkaca-kaca. "Huhuhu, maaf ya Kak? Adik lagi khilaf tadi." ucapnya manja.

"Hilih bodo amat. Gue mau balik ke kelas. Tapi, kebetulan cilok tadi belum dibayar. Lo aja sana yang bayar." ujar Sahla tanpa beban sedikit pun saat balik arah. Ia pun lalu berjalan pergi meninggalkan Ariel setelah meletakan air mineral tadi dan mengambil ponselnya kembali.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang