Chapter 31

1K 65 7
                                    

Vote🌟dulu sebelum membaca
Comment💬 setelah membaca

Happy Reading


Sudah 25 menit lebih Haikal mondar-mandir di depan rumahnya menunggu kepulangan Sahla yang tiba-tiba pergi dan membatalkan niat untuk mengendarai mobilnya.

"Sahla kapan pulangnya sih?" Kedua telapak tangan Haikal saling remas.

"Sahlaaa," dengan kedua ujung bibir yang membentuk lengkungan ke bawah, Haikal mengambil ponselnya yang ia katongi untuk menelepon sang istri. Tapi baru saja ia akan membuka aplikasi telepon, tiba-tiba Steaf menelfonnya.

"Aish, ganggu banget sih nih anak." Dumel Haikal sambil mengangkat telepon.

📞 Anda : Kenapa?!

📞Steaf : Galaknya sahabatku (Steaf terkekeh)

📞 Anda : Bisa to the point gak?!

📞 Steaf : Lo kenapa dah Kal? Ada masalah lagi sama Ibu Cantik?

Haikal terdiam cukup lama, sampai tiba-tiba teringat jika sahabatnya itu seorang ahli cinta.

📞 Steaf : Heh Kal! Bisu lo hah? Yassalam, diem berarti, iya.

📞 Anda : Alasan cewek gak nurut dan gak terbuka sama pasangannya apa? Ya dia terbuka. Tapi sekalinya terbuka yang terucap malah kalimat menyakitkan.

📞 Steaf : Lo ngomong apaan sih bangke? gak jelas!

📞 Anda : Bego banget sih lo! Gitu aja gak paham! Maksud gue kenapa cewek kalo banyak diatur malah ngambek?

(Di seberang sana Steaf mengerutkan dahinya bingung, karena pertanyaan pertama dan kedua yang Haikal lontarkan tidaklah sama)

📞 Anda : Jawabnya bisa cepet gak!?

📞 Steaf : Eee, ya lo jan batasi kebebasannya lah. Kalo batasi juga yang masuk akal! Jan sampe kebahagian Ibu Cantik lenyap gegara lo terlalu ngatur dan ngengkang dia. Kasian dianya. Sumber kebahagian orang beda-beda, siapa tau apa yang lo batasi buat dia adalah sesuatu yang dianya sendiri sukai. Heumm, hati-hati aja deh lo.

📞 Anda : Hati-hati napa?

📞 Steaf : jan sampe ibu Cantik minta pegat gegara lo terlalu ngatur dia.

Tut ....

"Hah? Pegat?" Cengo Haikal sesaat setelah Steaf memutus sambungan telepon sepihak.

"Dorongnya bisa pelan tidaaak?"

Haikal menoleh ke belakang saat mendengar suara bernada adik iparnya. Ya, di belakangnya memang ada Ariel yang tengah duduk di kursi roda dibantu oleh Sahla.

"Kamu kenapa?" tanya Haikal pada Ariel sambil berjalan mendekati istri dan adiknya iparnya.

"Kena musi-"

"Gak usah dijawab!" Potong Sahla sambil terus mendorong Ariel untuk masuk ke rumah.

Haikal mengernyit bingung sambil berjalan cepat ke arah Sahla. "Biar saya aja." ucapnya ingin menggantikan yang sedang Sahla lakukan.

"Gak usah! Gak usah dekat-dekat saya!" Tolak Sahla sangat garang sambil mendorong Haikal supaya menjauh.

Haikal yang melihat bagaimana ekspresi Sahla saat menolak bantuannya, menelan salivanya susah payah. Ia tak menyangka istrinya akan segalak dan sekejam ini padanya. Tiba-tiba ia teringat ucapan terakhir Steaf sebelum anak itu menutup telepon.

Marry a Teacher √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang