41. BACK TO SCHOOL

685 79 15
                                    

Budayakan vote dulu baru baca😄

Pagi ini Rain sudah meyakinkan dirinya. Benar kata teman-temannya. Ia harus bangkit. Ia tidak lemah. Rain harus kembali menjadi Rain yang dulu lagi. Hari ini ia akan kembali bersekolah. Seragamnya pun sudah melekat pada tubuh rampingnya.

Rain berjalan mendekat ke arah cermin. Lalu ia sedikit memoles wajahnya dengan bedak bayi dan lip gloss untuk menutupi wajah pucatnya. Setelah selesai, Rain segera menggendong tasnya kemudian turun ke bawah untuk sarapan.

Sesampainya di meja makan Rain melihat Sarah yang sedang menata masakannya di atas meja.

"Pagi, Sayang."

Bukannya menjawab sapaan Sarah, Rain malah melamun. Ia menatap sendu kedua kursi yang nampak kosong. Kursi itu ialah kursi tempat Jaya dan Rina biasa duduk. Rain menghela napasnya. Jujur Rain masih sulit untuk menerima kenyataan. Ia masih enggan menerima kenyataan bahwa Kakek dan Neneknya telah tiada. Tapi ia juga tidak bisa terus menerus terpuruk dalam kesedihan.

"Rain? Kamu beneran mau sekolah hari ini? Kalo kamu belum mau sekolah nggak papa izin lagi, Mama izinin nanti ke guru kamu."

Rain tersadar dari lamunannya. Ia menatap Sarah lalu tersenyum. Rain harus bersyukur saat ini. Ia tidak boleh bersedih. Mamanya sangat baik sekarang. Ia harus menghargai sifat baik Mamanya.

"Iya, Ma. Keputusan Rain udah bulat. Hari ini Rain mau sekolah."

Sarah membalas senyum Rain.

"Yaudah sekarang kamu makan dulu. Biar perut kamu nggak kosong."

✥✾✥

Sebelum Rain masuk ke kelasnya, ia menarik napasnya dalam. Dilihatnya sebentar papan kelas yang bertuliskan XI-IPA 1. Sudah dua hari Rain tidak masuk sekolah, tiba-tiba saja ia menjadi gugup sendiri saat akan memasuki kelasnya.

"Rain? Ngapain?"

Rain menolehkan kepalanya. Menatap seseorang yang baru saja memanggilnya.

"Davira. Eh, nggak ngapa-ngapain." Rain tersenyum kaku.

"Kok nggak masuk?" tanya Davira.

"Ini mau masuk."

"Oh, yaudah. Yuk masuk! Ngapain coba berdiri di depan kelas sendiri," ujar Davira sambil tertawa kecil.

Lalu mereka berdua pun masuk ke dalam kelas. Seketika arah pandang semua penghuni kelas XI-IPA 1 menatap Rain. Mereka melihat Rain dari atas sampai bawah. Menatapnya seperti melihat makhluk yang berbeda dari meraka membuat Rain canggung sendiri.

Tak lama setelahnya seorang gadis berteriak dengan suara cemprengnya.

"RAIN! OMG!" Tasha berlari-lari kecil menghampiri Rain. Dia sangat senang akhirnya Rain kembali lagi ke sekolah.

Setelah sampai di dekat Rain, Tasha segera memeluknya erat. Tasha sangat rindu bercanda bersama Rain di kelas. Sudah dua hari Tasha duduk seorang diri. Dia jadi kesepian bak seorang istri yang ditinggal pergi suaminya selama berbulan-bulan.

"Gue kangen banget bercanda sama lo di kelas. Gue juga kangen nyontek ulangan sama lo. Huaaa ... gue kesepian duduk sendirian. Selama dua hari gue natapin bangku lo yang kosong berharap orangnya segera balik nempatin bangkunya," ucap Tasha dramatis. Namun, tidak bisa dipungkiri. Rain terharu mendengar ucapan Tasha.

"Gue juga kangen sama lo. Yaudah, ah kita duduk. Pegel kaki gue lama-lama berdiri terus."

Rain dan Tasha kemudian duduk di bangkunya masing-masing. Tak lama setelahnya guru mulai memasuki kelas dan pelajaran pertama pun dimulai.

Brittle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang