HAPPY READING♥
Bel pulang terdengar sangat merdu diindra pendengaran para siswa SMA Garuda. Mereka bergerak cepat keluar dari area sekolah berbondong-bondong pulang ke rumahnya masing-masing.
Hari ini Rain berniat main ke rumah Tasha. Ia akan menenangkan pikiran dan jantungnya yang aneh hanya gegara laki-laki es yang tak lain dan tak bukan ialah Awan. Seharian ini pikirannya hanya dipenuhi oleh Awan. Aish menyebalkan sekali!
Rain juga tidak ingin pulang awal karena Kakek dan Neneknya sedang tidak berada di rumah, lebih tepatnya sedang berkunjung ke salah satu teman lamanya.
Lama Rain dan Tasha menunggu mobil jemputan, akhirnya mobil itu datang. Terlihatlah seorang sopir yang dengan sigap turun dari mobil membukakan pintu belakang untuk anak dari majikannya.
Tasha masuk ke mobilnya yang diikuti oleh Rain. Namun, sebelum tubuh mungil Rain masuk sepenuhnya ke mobil, pandangannya sempat teralihkan pada mobil lain. Lebih tepatnya mobil hitam yang bertengger tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Rain membuang napasnya kasar, bukan sekali dua kali ia melihat mobil itu. Namun, hampir seminggu ini ia melihat mobil itu seperti sedang mengikutinya kemanapun ia pergi. Awalnya Rain tidak mengubrisnya, tetapi lama kelamaan Rain seperti merasa diperhatikan seseorang dari kejauhan. Ia mulai berpikir bahwa itu stalker atau bisa juga secret admirer. Ah, tapi mana mungkin Rain bisa dikenal orang lain sampai orang itu mengikutinya kemanapun ia pergi.
Lalu pikiran konyol mulai menjalari otaknya.
Apa mungkin itu mobil penculik? batin Rain bertanya-tanya sambil bergidik ngeri.
Lama Rain melamun sembari memperhatikan mobil hitam itu hingga terdengarlah suara cempreng Tasha yang hampir membuat telinganya jebol.
"Rain, cepetan masuk! Sopir gue udah lumutan nungguin lo!" teriak Tasha ngegas.
"Iya-iya. Nggak usah teriak-teriak juga kali, jebol telinga gue!" jawab Rain lalu mendudukkan bokongnya di jok mobil bagian penumpang. Bodoamat sama tuh pemilik mobil! Awas aja nanti kalo macem-macem gue laporin polisi, lanjutnya dalam hati mencoba bersikap santai.
Mobil yang kini ditumpangi dua gadis SMA dan satu sopir itu pun mulai bergerak membelah jalanan ibu kota yang cukup ramai. Kemudian tepat sampai di lampu merah Pak Sopir memberhentikan mobilnya.
Lalu entah kenapa rasa penasaran Rain dengan mobil hitam tadi muncul kembali. Rain menolehkan kepalanya ke belakang untuk memastikan apakah mobil itu masih mengikutinya atau tidak.
Ternyata dugaannya tepat sekali. Mobil hitam tadi berada di belakang mobil yang saat ini ia tumpangi. Nomor plat-nya pun sama dengan mobil yang tadi bertengger di depan gerbang sekolahnya. Rain panik, tapi sebisa mungkin ia tetap memasang wajah tenangnya. Ia tidak mau melibatkan Tasha dalam masalah ini. Rain harus mencari tahu sendiri tentang mobil itu. Iya itu harus ia lakukan agar pikirannya tenang, tidak penuh rasa penasaran seperti ini.
✥✾✥
Rain dan Tasha turun dari mobil di luar pagar rumah Tasha. Mereka sengaja turun dari mobil sebelum benda bermesin itu berhenti di garasi keluarga Setyabekti. Sebenarnya Rain hanya menuruti gadis yang lebih tinggi darinya lima cm itu. Entahlah selalu ada saja hal aneh yang berasal Tasha. Memang tingkat kewarasannya benar-benar di bawah rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle [Tamat]
Novela JuvenilRain Oktavia Pradipta, gadis rapuh yang selalu terlihat kuat di depan semua orang. Hal langka baginya jika mendapatkan sebuah kebahagiaan. Hidup dengan topeng yang menutupi semua kesedihannya. Selalu berusaha menjadi gadis ceria di depan semua orang...