12. JADI BALAPAN?

1.2K 134 131
                                    

HAPPY READING♥

Defeat

"Anjirr! Kalah mulu gue, tim nggak guna! Potato semua!" umpat Ardan. Beginilah kelakuan kaum Adam jika sudah bermain game online yang biasa disebut dengan ML atau mobile legends.

Azka yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa segelas jus jeruk ditangannya langsung tertawa mengejek. Mereka berdua sedang berada di ruang tamu rumahnya Ardan. Azka memang sudah menganggap rumah temannya itu seperti rumahnya sendiri. Bahkan terkadang ia menginap sampai berhari-hari.

Orang tua Ardan sangat gila kerja. Mereka bahkan jarang pulang hanya gegara bekerja. Untungnya Ardan tidak pernah merasa kesepian. Awan dan Azka sering main ke rumahnya. Hitung-hitung mabar.

"Palingan lo yang noob!" tukas Azka.

"Enak aja lu, Suneo! Gue MVP, nih. Buka mata hati, mata batin, sama mata kaki lo! NIHHH!" ujar Ardan sembari menunjukkan benda pipihnya yang terdapat hasil dari pertandingan mobile legends-nya tadi.

"Cyailah palingan lo dapet tim sesama noob, makanya lo bisa dapet MVP," cibir Azka sembari mendudukkan bokongnya di sofa panjang depan Ardan.

"Eh sekate-kate kalo ngomong si anak keledai! Lo juga one by one sama Awan kalah mulu, Awan tuh pro yang sesungguhnya. Bukan kayak lo yang jadi-jadian!" ujar Ardan tak terima. Ia menatap Azka sinis.

"Ap—"

Ucapan Azka terpotong oleh suara berat seseorang. "Ngapain nyebut-nyebut nama gue?" tanya Awan yang baru datang dari arah pintu.

"EH MONYET BETELUR!" Ardan terlonjak, Awan muncul tiba-tiba dari belakangnya lalu duduk di sebelahnya.

"Awan mendung! Lo ngagetin gue anying!" umpat Ardan pada Awan. Laki-laki berjaket kulit warna hitam di sebelahnya itu pun hanya menatapnya datar.

"Lo jadi nganterin si Rain pulang?" tanya Azka pada Awan setelah menghabiskan jus jeruk yang ia ambil tadi.

"Hm."

"Jangan singkat-singkat kenapa sih, Bos!" tuntut Ardan. "Nanti hidup lo ikutan singkat," lanjutnya diikuti tawa garing.

Kacang! Ardan berdecak sebal, dua temannya itu lebih memilih mendiamkannya. Ishh!

Akhirnya mereka bertiga sama-sama bungkam sekarang, sibuk sendiri-sendiri. Ardan yang sibuk membalas chat dari gebetan-gebetannya. Azka yang sibuk menonton anime loli-nya. Lalu Awan yang tidak melakukan apapun, ia hanya duduk menyenderkan kepalanya di sofa.

Ketika Awan ingin memejamkan matanya sejenak, ponsel yang berada disaku jaket kulitnya bergetar.

Drrrtttt ... drrrrttttt

085847xxxxxx
Gue Ethan, jadi nggak balapan lawan gue? Kalo lo nggak dateng, gue claim lo sebagai pecundang!

Awan menggertakkan gigi gerahamnya. Ia tidak suka dianggap kalah sebelum terjun ke tanah lapang.

"Cabut!" Azka dan Ardan yang sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing spontan mendongak ke arah Awan secara bersamaan.

Brittle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang