HAPPY READING♥
Rain rindu melihat semua hal yang ada di sekitarnya. Selama ia buta hanya kegelapan saja yang dapat dilihatnya. Tidak ada satupun benda yang dapat ia lihat. Namun, seperti mendapat sebuah keajaiban saat ini Rain hampir dapat melihat kembali.
Rain akan sangat berterima kasih pada seseorang yang telah mendonorkan mata untuknya. Karena orang itu Rain bisa melihat dunia ini lagi. Maka dari itu dengan penglihatan barunya nanti Rain akan menjaganya dengan sangat hati-hati.
Perlahan perban yang membalut kedua matanya terbuka. Namun, Rain masih belum boleh membuka mata. Ia masih harus menuruti instruksi dari Dokter. Setelah perban seluruhnya terlepas Dokter menginstruksi Rain untuk membuka matanya secara perlahan. Jantung Rain berdebar. Rasanya seperti baru pertama kali ia akan melihat dunia.
Perlahan tapi pasti kelopak matanya terbuka. Berkedip sekali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk lalu tersenyum karena dapat melihat dunia ini lagi.
Raga dan Sarah ikut tersenyum sama halnya dengan Awan. Mereka menantikan di mana Rain akan dapat melihat kembali seperti ini.
"Dok. Rain bisa lihat lagi. Rain bisa lihat di ruangan ini ada Dokter, Mama, Papa, dan Awan," kata Rain senang sambil menyapu pandang ke ruangan yang saat ini dirinya tempati.
Dokter Hendra tersenyum ikut bahagia. Akan tetapi, masih ada satu hal yang Dokter Hendra tutupi, yakni pendonor mata Rain yang sampai saat ini masih belum diketahui.
Sarah memeluk Rain erat. "Kamu bahagia, Sayang? Kamu udah bisa lihat lagi. Mulai sekarang kamu jaga baik-baik ya mata itu," ujarnya lembut.
Rain balas memeluk Sarah tak kalah erat. Rasanya hari ini begitu membahagiakan baginya.
"Iya, Ma Rain janji akan jaga mata ini dengan baik tapi kalau boleh tahu ... siapa yang donorin mata ini buat Rain?" tanya Rain membuat Sarah menghela napas berat kemudian menggeleng pelan.
Sebelum Rain menanyakan padanya, Hendra lebih dulu undur diri. Bukan bermaksud apa-apa hanya saja Hendra sedang menjalankan amanah yang mana tidak boleh ada yang tahu siapa sebenarnya pendonor mata untuk Rain itu.
"Kok Dokter buru-buru?" tanya Rain saat melihat punggung Dokter Hendra yang mulai hilang di balik pintu.
"Mungkin dia harus menangani pasien lain," jawab Raga. "Anak Papa makin cantik, deh. Netra kamu jadi coklat terang. Cantik banget anak Papa yang satu ini," lanjutnya.
Memang Rain menjadi sedikit berbeda. Jika dulu netra aslinya berwarna coklat gelap maka sekarang netranya berubah menjadi coklat terang yang menenangkan jika ditatap lebih lama.
"Siapa orang yang udah berbaik hati donorin mata ini, Ma, Pa?" tanya Rain sekali lagi. Dia sangat berhutang budi pada seseorang yang telah menolong kehidupannya ini.
"Kami nggak tahu, Nak. Pihak keluarganya merahasiakan," ujar Raga setelah menghela napasnya.
Rain menunduk sedih. "Terus gimana caranya Rain membalas kebaikan orang itu?"
"Dengan cara kamu menjaga mata itu dengan baik," jawab Awan lembut.
"Iya bener apa yang dibilang Awan, Sayang."
✥✾✥
Di balkon kamar Rain sepasang remaja yang saling mencintai sama-sama memfokuskan pandangannya menatap langit malam yang ditaburi oleh bintang. Mereka duduk di sofa panjang dengan posisi Awan yang memeluk Rain dari samping.
"Aku pengin banget berterimakasih sama orang yang udah donorin mata ini buat aku," ucap Rain lalu mendongakkan kepalanya menatap Awan.
Cowok itu pun sedikit menunduk untuk menatap gadisnya. Awan diam saja fokus melihat wajah cantik sang gadis. Meski netra itu berubah, bagi Awan kecantikan Rain masih tetap sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle [Tamat]
Teen FictionRain Oktavia Pradipta, gadis rapuh yang selalu terlihat kuat di depan semua orang. Hal langka baginya jika mendapatkan sebuah kebahagiaan. Hidup dengan topeng yang menutupi semua kesedihannya. Selalu berusaha menjadi gadis ceria di depan semua orang...