Ao.. Ada yang rindu Raka dan Raisa? Maaf ya, author jarang
up cerita belakangan ini :(
Jangan lupa tinggalin jejak ya🌿Jakarta, 2 maret 2018
Raisa membereskan buku di mejanya lalu bergegas menuju kantin sekolahnya bersama dua sahabatnya. Segala urusan dalam pemesanan makanan sudah di serahkan semuanya pada Silvia tanpa ragu. Itu berarti, Elva dan Raisa hanya tinggal memilih tempat duduk.
"Jadi, gue mau minta usul" Kata Raisa ketika dua sahabatnya sudah berkumpul tepat di hadapannya.
"Hmm, apaan?" Jawab Silvia.
"Raka tanggal empat ultah" Ucap Raisa ragu.
"Terus?" Elva mulai merasakan sesuatu yang berbau negatif tercium.
"Gue mau kasih surprize buat dia"
"Uhukk hukh uhhuk" Saat itu juga, Silvia seketika tersedak buah stroberi yang ada di jusnya. Ia menepuk nepuk dadanya sambil mencoba meminum air putih. Berharap buah stroberi itu segera jatuh kedalam lambung tanpa penolakan.
".....?" Elva hanya bisa memberi respon cengo. Mengingat kata-kata Raisa yang sungguh di luar nalar.
"Gue ntar mau minta tolong Dirga sama Galang" Sambung Raisa.
"HAHHHH!!!!!!" Elva dan Silvia berteriak bersama. Seisi kantin secara otomatis menjadikan mereka sebagai pusat perhatian.
"Gini deh, sekarang lo ngaca. Ngaca selama mungkin, trus lo sadarin diri lo. Oke? Kalo udah sadar, temuin gue di akhirat"
"Anjim, bangke, bangsat" Kata-kata mutiara dari mulut Raisa sudah tak tertahan lagi.
"Bisa-bisanya?? Lo udah putus ngasih dia surprize kek gitu? Sa? Lo cuma bikin diri lo malu, blo'on" Kata Silvia.
"Gue udah janji. Dan, sebenarnya gue berharap kalo dengan cara ini. Dia sadar gitu loh! Gue sayang sama dia!"
Raisa mulai melahap makanannya, tanpa merespon dua sahabatnya lagi."Kita harus ngomong apalagi sama lo Sa? Biar lo tau, lo nggak pantes buat dia" Silvia benar-benar kehabisan akal untuk menyadarkan Raisa lagi.
"Gue tetep mau ngasih dia surprize. Kemaren pas gue ultah, dia ngasih gue. Masa gue enggak?"
"Emang dia ngarep di bales?" Memang, kata-kata Elva begitu menyelekit dan membuat Raisa terdiam. Tapi nyatanya, rencana dia masih bulat.
"Engg---"
"Enggak kan?? Pikir Sa" Raisa belum menyelesaikan kata-katanya namun Elva sudah memotongnya.
Raisa tertunduk memikirkan semua perkataan sahabatnya. Ia benar-benar kehilangan segalanya. Mulai dari akal sehat, perasaan, sampai hampir ke harga dirinya. Tapi,
"Gue tetep mau ngasih dia kejutan, sesuai rencana gue" Raisa bukan orang yang mudah menyerah dengan hanya kata-kata.
"........." Elva dan Silvia menatap lesu Raisa.
"Tiap detik gue rindu, gue selalu berharap sama dia, sampe ke menit selanjutnya gue tiba-tiba benci trus bisa ngelupain dia, dan akhirnya per jamnya gue bakalan sayang dia terus menerus"
"Gue heran sama Raka. Anak orang di makanin apa sih? Sampe segini bego nya" Elva mengaduk makanannya lalu melahapnya dengan kasar. Rasa dongkol sedikit menyelimuti atmosfernya.
"Gue bisa lupain dia sedetik Va. Tapi gue nggak bisa lupain dia ber jam jam bahkan untuk semenit. Gue sayang Raka, gue cinta dia! Yang gue mau gue dan Raka bisa balik kayak dulu. Gue nggak mau yang lain. Gue cuma mau itu!" Tekan Raisa.
"Ya tapi yang bikin itu semua jadi mustahil adalah orang yang lo jadikan permintaan itu sendiri Sa. Gue tau dia orang yang lo sayang, tapi cuma lo doang yang sayang. Dia enggak" Sekali lagi, Silvia akan mencoba menyadarkan gadis ini.
"Dirgaaaaaaa"
Bukannya memikirkan kata-kata Silvia, Raisa justru berlari ke arah Dirga. Ia menariknya lalu berbisik sesuatu di telinganya. Dirga hanya seorang diri, tak ada Raka di sebelahnya. Itu berarti kesempatan emas bagi Raisa."Temen lo tuh, susah banget diaturnya" Gumam Silvia.
"Didikan Dakjal" Umpat Elva.
Setelah beberapa menit berbisik. Raisa kembali ke tempat duduk-duduknya sambil tersenyum.
"Seneng lo?" Sewot Elva.
"Hehe"
Dua sahabatnya menghela nafas panjang. Mereka paham, Raisa itu cewek yang keras kepala, sudah pasti apa yang mereka berdua larang lambat laun pasti akan tetap Raisa lakukan. Akhirnya, mereka bertiga melanjutkan aktivitas makannya hingga bel masuk berbunyi.
✨✨✨
"Dirga..." Panggil Raisa. Ia sudah menunggu cowok itu sejak sepuluh menit yang lalu.
"Oi" Dirga melambaikan tangannya ke arah Raisa duduk.
"Hehhe, gue disini" Mereka sedang ada di cafe dekat sekolah. Bisikan di kantin tadi adalah untuk mengajak Dirga membahas ultah Raka.
"Jadi?"
Dua puluh menit sudah berlalu. Raisa dan Dirga sudah menyusun rencananya. Galang sepertinya tidak bisa datang, mereka berdua akhirnya menyelesaikannya secara empat mata saja.
"Mau gue antar?"
Raisa spontan teringat Raka yang kala itu mengajaknya pulang bersama dan tidak terima penolakan darinya. Miris, Raisa justru harus teringat lagi hal seperti itu di depan Dirga.
"Enggak, nggak papa Ga. Gue bisa sendiri"
"Oke, gue duluan ya"
Raisa berjalan menuju halte bus terdekat. Sudah pukul lima sore, jam tangan yang melingkar ditangannya terus ditatap nya hingga, sebuah bus datang menjemputnya. Hari ini, Dio tak bisa mengantar jemput gadis itu seperti biasa. Ia memiliki kesibukan tersendiri di kampusya dan akhirnya Raisa memilih untuk menaiki bus.
Ketika ia sudah terduduk di kursi, ia menyalakan musik melalui headset yang ia kenakan. Pandangan nya terarah keluar jendela hingga ia pun tak sengaja melihat Raka yang tengah menaiki motor sportnya dengan kecepatan sedang. Raisa terkejut dan terus menatap cowok itu tanpa ada satu detik yang terlewatkan. Raka tak mengetahui Raisa disana, karena dia memang sedang berada dikeadaan yang sangat tenang. Raisa sangat menyukai ini, dia bisa melihat Raka tanpa perlu diketahui oleh mantannya itu
'Udah mantan, Sa. Nggak berhak kepo. Dia mau kemana. Tugas lo yang terakhir itu cuma mau ngasih kejutan buat dia' batin Raisa.
Mereka akhirnya berpisah di sebuah pertigaan. Sepertinya, Raka akan pergi ke tempat tongkrongan bersama teman-teman nya. Lalu, Raisa mengalihkan pandangannya kedepan. Mengapa ia sebegitu sayangnya pada Raka? Padahal Raka sudah tak mengharapkannya lagi.
====>NEXT<====
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Dirimu [End] ✔
Teen Fiction"Lo kok jadi gini sih!? Salah gue apa sama lo!?" Sambung Raisa. "Enggak ada, gue cuma mau bikin lo benci aja sama gue" Raka melebarkan senyumannya ke arah Raisa. "Lo tuh!! Hiks.. dasar brengsek! Raka lo keterlaluaan!!!!!!" Teriak Raisa histeris. R...