Alasan dari dia

155 12 0
                                    

Ao! Jangan lupa klik bintang ya!
Happy reading!🍒

_____________

"Kenapa tiba-tiba lo nanya itu?" Jujur, Raisa menjadi sedikit terganggu dengan pertanyaan sahabatnya ini. Sedangkan Elva, dia hanya memandang heran Silvia.

"Mm, gue mau tau aja. Kapan lo putus nya. Ada hal penting yang mau gue ceritain"

"Kalo gasalah, tanggal sembilan januari. Nah, iya! Tanggal sembilan. Udah dua bulanan lebih. Why?"

Elva nampak begitu penasaran juga dengan cerita yang akan disampaikan Silvia. Terlihat dari caranya duduk, Elva lebih mendekatkan dirinya kepada Silvia.

"Jadi, tadi gue kan les di rumah Raka"

"Hm, terus?" Raisa memasang tampang seriusnya, suasana mendadak menjadi hening.

"Teruuuuusssss" Silvia berhenti dari kata-katanya.

"Jangan bilang, lanjut part 2" Kata Elva dengan muka badmoodnya.

"Bangke, emang berdurasi apa?" Sewot Silvia.

"Cepetlah! Ish, mati penasaran gue bisa-bisa!" Omel Raisa.

"Teruss si Raka deketin gue"

"......" Semua orang kala itu menjadi hening kembali.

"Dia nunjukin satu foto, di foto itu ada dua cewek lagi duduk"

"Waw, terus?" Lanjut Elva semakin penasaran.

"Itu foto lo sama foto Disa. Anak SMA 2. Terus, gue ditanyain"

"Jangan di potong-potong napa sih ih. Lama bang---"

"Cantikan Raisa apa Disa?"

"What!" Elva dan Raisa seketika terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Silvia.

"Gue jawab, ya Raisa lah bego!"

"Terus?"

"Dia bilang, enggak dong. Cantik Disa" Silvia turut mengikuti cara berbicara Raka pada saat itu.

"Bangke"

"Kingkong, kalajengking, kaki seribu" Elva menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus mengabsen hewan-hewan yang berawalan K.

"Arrgghhh! Harusnya gue nggak usah ceritain. Tapi.. Gue kasian sama lo, lo terus-terusan gagal move on. Move on dong, Sa. Dia nggak baik"

"Terus, alasan lo nanya gue putus kapan kenapa?"

"Jadi, waktu selesai dia nanya itu. Dia ninggal hp nya, gue pura-pura pinjem dong, buat nyari jawaban soal les. Padahal gue buka semuanya. Termasuk riwayat chat"

"Waaah, hebat bener lo ya" Kata Raisa sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"Gue lihat ada history chat Raka sama disa. Trakhir chattan kemaren sih, cuma pas gue scroll lagi ke atas, dia chattan dari tanggal dua puluh desember"

"Anj-- uwaahhh. Bener-bener"

Raisa menutup mulutnya, sedangkan Elva tak bisa berkata-kata lagi. Pantas saja, Raka telah berubah waktu itu, ternyata alasan nya ialah, ia sudah menyukai perempuan lain.

"Tapi kenapa dia nggak ngomong? nggak jujur aja ke gue kalo dia udah suka sama cewek lain?" Protes Raisa.

"Nah, gue juga nggak ngerti di bagian itu"

"Thank's udah ngasih tau ya, Sil" Silvia langsung memeluk Raisa, tak lama Elva juga ikut memeluk Raisa. Mereka bertiga berpelukan layaknya boneka telletubbies.

"Lo nggak papa?" Tanya Elva.

"I'm fine, meskipun gue terlambat ngertinya. Tapi gapapa, mulai sekarang gue udah bener-bener ngelepasin dia"

Hari semakin malam, tapi Elva dan Silvia tampaknya tak ingin beranjak dari rumah Raisa. Akhirnya, mereka berdua pun memutuskan untuk menginap dirumah Raisa malam ini. Tentu saja, Elva dan Silvia sudah meminta ijin orang tuanya.

Mereka bertiga ada di satu kasur yang sama. Elva, Raisa ditengah, lalu Silvia berada di paling ujung.

"Sa..." Panggil Silvia.

"Hmm"

"Mm, lo suka apa sih dari Raka?"

"Sukaa mm, cara ngebohongin gue maybe? Hahha"

"Ck, ada yang bilang gini, cinta pertama lo itu nggak bakal berjalan mulus. Nah, cinta pertama lo Raka kan? Pantes ga berjalan mulus"

"Tai lo, itu mah kata-kata dari drakor. Para cowok sadboy yang kebanyakan ngomong gitu"

"Bhahahha"

"Udah, sssttts gue mau tidur" Raisa menutup wajahnya menggunakan selimut.

"Selamat malam, sayang" Kata Silvia sambil tersenyum geli.

"Dih, najis"

🖇🖇🖇

Raka menatap rumah Raisa dari balkon kamarnya. Cukup lama, sesekali ia juga menstalk medsos milik Raisa. Beberapa menit kemudian rasa ngantuk menyerang nya. Raka kemudian masuk kedalam kamarnya, lalu terlelap begitu saja.

====>NEXT<====

Tanpa Dirimu [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang